My Story with Sunbae (OneShoot)
My Story with Sunbae (OneShoot)
Author : Yuki
Cast : Jung Yong Hwa, Park Shin Hye, other cast
Genre : Romance
Rating : PG +15
Type : One Shoot
Disklaimer : author hanya meminjam nama untuk keperluan cerita. Cerita ini murni hasil pemikiran author tanpa ada campur tangan orang kedua (?). Silakan dibaca, boleh kasih saran & kritik, tapi no bash. ![:)](http://s0.wp.com/wp-includes/images/smilies/icon_smile.gif?m=1129645325g)
![:)](http://s0.wp.com/wp-includes/images/smilies/icon_smile.gif?m=1129645325g)
Masih suasana Musim Semi (disana ya, disini mah musim Pancaroba, panas-hujan-panas-hujan :p)., jadi bawaannya Love mulu. FF ini author buat jam 9 tadi & kelar jam setengah 12. Jadi sambil ngikut Love Light yang di post juga hari ini, ayo baca yang OneShoot ga pake bersambung juga ![:D](http://s0.wp.com/wp-includes/images/smilies/icon_biggrin.gif?m=1129645325g)
![:D](http://s0.wp.com/wp-includes/images/smilies/icon_biggrin.gif?m=1129645325g)
**
Shin Hye POV
Aku berlari menuju kampusku di pusat kota Seoul. Ya, lagi-lagi aku terlambat. Benar kata eomma, aku ini cepat dalam berlari, tetapi selalu lamban jika urusannya adalah bangun tidur. Apakah aku mandi pagi ini? Ani, hanya sikat gigi saja. Jangan berpikir aku ini jorok, tolong, aku tidak separah itu, aku selalu mandi di kampus saat jeda kuliah.
Aku memasuki kelas dengan persiapan mental yang ekstra. Bagaimana tidak? Profesor Lee yang mengajar hari ini. Tidak perlu dibayangkan pun aku sudah ketakutan setengah mati.
“Mianhe, aku terlambat profesor” ujarku dengan membungkukkan badan ketika masuk ke kelas. Mereka semua hening.
“Duduklah, lain kali jangan diulangi” jawabnya. Mwo? Dia tidak marah seperti biasa? Tidak memintaku menjawab soal tentang anatomi fisiologi lagi? Tidak menyuruhku membuat pathway penyakit?
Aku mengangkat wajahku perlahan. Omo siapa dia? Apa aku salah kelas? Aku menjelajahi isi kelas. Ani, disana ada Kim Bum dan So Eun sahabatku.
“Agassi, kau bisa duduk” ucapnya lagi. Aku mengangguk dan segera mengambil kursi disamping So Eun
“Nugu?” Bisikku pada So Eun
“Yong Hwa sunbae. Asisten dosen dari Prof.Lee. Profesor sedang keluar negri” jawabnya. Aku mengangguk mengerti. Ah, betapa diberkatinya aku hari ini.
**
“Baiklah, kita akhiri kuliah sampai disini. Saya harap kalian mengerjakan tugas dari profesor dengan baik” ucapnya ketika menutup kuliah. Ah, sunbae ini bahkan lebih keren metode mengajarnya daripada pria botak yang sudah mendapatkan gelar S3 nya. Selain itu, ternyata dia sangat tampan. Hehe
“Shin Hye, ini waktumu mandi kan?” Ucap So Eun. Ah ya, sahabatku yang satu ini memang sudah paham denganku luar dalam.
“Ne. Aku menitip laptop ya” jawabku seraya pergi kearah kamar mandi.
Ah sial, kamar mandinya sangat penuh. Kelas kedua 20 menit lagi. Tunggu, apa aku harus melakukannya lagi? Mandi di restroom pria? Baiklah, kajja.
Seperti seorang pencuri, aku menyelinap masuk kedalamnya. Ya, restroom pria di lantai 2 ini memang selalu sepi di pagi hari karena di lantai 2 biasa dipakai oleh mahasiswa program Master Kedokteran, dimana kelasnya hanya ada diatas jam 12siang, sementara restroom wanita masih ditutup karena seseorang dengan bodohnya merusak saluran air sehingga akan banjir jika digunakan. Ehm, dan seseorang itu sebenarnya aku, Park Shin Hye, gadis terceroboh di jurusan kedokteran.
Aku mandi dengan santai, ya seperti yang biasa aku lakukan, aku tidak takut sama sekali walaupun mereka bilang, lantai 2 itu angker karena jarang terisi oleh manusia. Setelah selesai, aku membuka pintu kamar mandi dan melihat sesosok pria disana. Dia sedang menata rambutnya di sepan cermin. Astaga, apa dia adalah orang jahat? Tidak mungkin hantu pria bercermin menata rambut.
Dia refleks menyudutkan dirinya ke tembok melihat rambutku yang tergerai panjang. Mematung di tembok dengan wajah shock. Sementara aku berteriak.
“Yya, agassi” mungkin dia sudah sadar bahwa aku ini manusia.
Aku mendekatinya dan memukulinya.
“Mwo? Yya, sadarlah” ucapnya. Ah, bukankah dia itu Yong Hwa sunbae? Kenapa dia ada disini?
“Sunbae.. Kenapa kau disini? Kau seorang pervert eoh?” Tanyaku kesal. Jangan-jangan dia mengintip sewaktu aku mandi.
“Ini restroom pria agassi” sunbae tersenyum padaku
“Aigoo” aku mundur menjauh darinya dan segera berlari menuju lantai 1.
***End of Shin Hye POV***
“So Eun-ya” Shin Hye berlari kearah So Eun yang sedang mengobrol dengan Kim Bum lalu memeluknya.
“Wa-waeyo Shin Hye-ya?” Tanya So Eun khawatir.
“Aku tertangkap mandi di restroom pria oleh Yong Hwa sunbae” jawabku terisak karena malu
“Hmmmffftt” Kim Bum berusaha menahan tawanya.
“Yya Kim Bum, mengapa kau malah tertawa? Shin Hye sedang ternoda harga dirinya” ucap So Eun
“Ini salahnya sendiri, kenapa selalu begitu. Selalu saja tidak sempat mandi. Setiap hari kita sudah berusaha membangunkannya jam 5 subuh, bahkan kita selalu mengupdate jam weker dikamarnya dengan yang lebih keras. Tapi tidak berguna semua. Dia hanya bisa bangun ketika matahari benar-benar membuatnya hangat melalui jendela” ucap Kim Bum
“Benar juga, Shin Hye-ya, kau ini seharusnya lebih berusaha untuk bangun pagi, jadi tidak perlu mandi di kampus” ucap So Eun
“Yya! Kalian malah menyalahkanku. Aku sedang sedih sekarang karena malu. Lagipula aku sudah bangun lebih pagi sekarang” ucap Shin Hye
“Ya, dari jam 7.30 menjadi jam 7.20. Itu kemajuan Shin Hye-ya. Hahaha”
“Yya! Kim Bum!” Teriak Shin Hye
“Sudah-sudah, dosen sudah datang. Ayo duduk yang benar” ucap So Eun
*****
Shin Hye menaiki bis yang biasa mengantarnya menuju daerah rumahnya. Ia duduk di kursi tengah dengan seorang pria yang sangat asyik membaca koran.
“Agassi, ini barangmu tertinggal tadi” pria itu menyerahkan kantung plastik kecil. Shin Hye membuka plastik tersebut. Ia membelalakkan matanya melihat isinya.
“Yya! Mengapa celana dalamku bisa ada padamu?” Teriaknya. Semua orang di bis melihat kearah mereka
“Mwo?” Pria itu menyimpan koran yang menutupi wajahnya. Dan dia adalah… Yong Hwa.
“Su-sunbae-nim” ucap Shin Hye terkejut
“Semua mata sekarang menatap kita agassi” ucap Yong Hwa. Shin Hye menatap sekelilingnya. Banyak mata yang menatapnya tajam. Ia segera berdiri dan membungkukkan badannya kesegala arah yang mampu ia jangkau.
“Jongsohamnida atas keributannya” ucap Shin Hye
“Lain kali jangan bawa-bawa hal mesum ke tempat umum. Disini banyak pelajar sekolah tau.” ucap seorang ahjumma dengan kesal. Yong Hwa menahan tawanya.
“Mwo? Mesum?” Gumam Shin Hye seraya duduk kembali.
“Orang-orang akan berpikir macam-macam jika pria menyimpan barang milik wanita itu” Yong Hwa menunjuk plastik yang ia berikan pada Shin Hye.
“Mwo? Apa maksudmu sunbae?” Tanya Shin Hye heran. Yong Hwa membisikkan sesuatu di telinga Shin Hye.
“Huweeee…!!” Shin Hye menutupi mukanya dan menangis keras. Sementara Yong Hwa menepuk-nepuk bahunya dengan wajahnya yang memerah menahan tawa dan malu atas kejadian hari ini.
*****
Shin Hye masuk ke lingkungan kampus dengan hati-hati. Sudah 1 minggu ini dia selalu waspada di kampus. Ya, dia menghindari Yong Hwa karena kejadian memalukannya. Ia tidak punya muka untuk bertemu Yong Hwa.
“Fiuhh” ucap Shin Hye seraya masuk kedalam kelas.
“Agassi..” Panggil dosennya
“Ah, mianhe profesor saya terlambat” ucap Shin Hye seraya mengambil kursi yang kosong. Profesor itu hanya menatapnya heran.
“Agassi” sapa pria di sampingnya. Shin Hye menengok kearahnya, ia sangat terkejut sampai-sampai ia dan kursinya terjatuh ke lantai.
“Agassi gwenchana?” Tanya Yong Hwa
“Kenapa sunbae ada disini?” Tanya Shin Hye
“Agassi kau salah kelas” ucap Yong Hwa. Shin Hye menatap seisi kelas. Ia lalu berdiri dengan wajah tenangnya. Ia membungkukkan wajahnya kearah profesor.
“Jongsohamnida, saya salah kelas” ucapnya halus dengan senyum diwajahnya. Profesor itu hanya mengangguk. Shin Hye dengan tenang meninggalkan ruangan.
“Kukira dia akan menangis disini” ucap profesor yang langsung direspon dengan tawa seisi kelas. Yong Hwa tersenyum manis sambil kembali menuliskan apa yang ada di papan tulis ke bukunya.
**
“So Eun-ya..” Shin Hye memeluk So Eun dan menangis
“Ada apalagi Shin Hye?” Tanya So Eun
“Hari ini kau tidak telat karena kuliah di mundurkan, kenapa masih menangis?” Tanya Kim Bum heran
“Aku salah masuk kelas, ke kelas Yong Hwa sunbae.. Huweee” isak Shin Hye. Kim Bum tak kuasa lagi menahan tawanya.
“Aigoo, kucing kecil ini selalu saja membuatku malu.” So Eun menggeleng-gelengkan kepalanya.
*****
“Shin Hye-ssi, jika nilaimu tetap seperti ini, kau bisa tidak lulus di mata kuliah ini. Kau belajar tidak?” Tanya prof Lee
“Aku belajar profesor, tapi aku tidak mengerti. Ini sangat sulit” jawab Shin Hye
“Aigoo, orang lain hanya membutuhkan 1 semester untuk mengerti bagaimana cara menensi, dan urusan pathway, mereka sudah semakin mahir. Kenapa kau selalu tidak bisa juga? Padahal kau ini cerdas” dumel Prof.Lee. Shin Hye terus menunduk.
“Prof, ini back up data yang kemarin, saya sudah memasukkannya ke folder terpisah supaya anda mudah mencari” ucap Yong Hwa yang baru tiba di meja Prof.Lee
“Ah ne, gamsahamnida. Ah ya, Yong Hwa, tolong bantu aku mengajari nona ini di mata kuliahku. Kau bisa kan?” Tanya Prof. Lee. Yong Hwa melirik kearah Shin Hye yang terus membuang muka darinya.
“Ne, aku akan mengajarinya dengan baik” ucap Yong Hwa
**
“Sunbae tidak perlu mengajariku” ucap Shin Hye
“Aku sudah berjanji kepada profesor” jawab Yong Hwa. Shin Hye mengerucutkan bibirnya.
“Namamu siapa agassi?” Tanya Yong Hwa
“Park Shin Hye” jawab Shin Hye
“Baiklah, Shin Hye, nanti jam 1 aku tunggu di gerbang. Kita belajar dirumahmu saja” ucap Yong Hwa
“Mwo? Sunbae, aku..”
“Bye” Yong Hwa ternyata sudah berjalan menjauhinya dan melambaikan tangannya.
“Sunbae-nim..” Pekik Shin Hye
*****
Shin Hye meletakkan 2 gelas jus lemon diatas meja lalu duduk disamping Yong Hwa.
“Baiklah, hari ini dimulai dengan belajar tensi ya” Yong Hwa mengeluarkan tensimeternya dari tas.
“Oh, tensimeter sunbae bagus sekali. Apa ini mahal?” Tanya Shin Hye
“Ini salah satu hadiah karya tulis, aku tidak tau harganya” jawab Yong Hwa
“Oh.. Kalau memakai tensimeter seperti ini pasti cepat bisa” ucap Shin Hye
“Pakai tensimeter seperti apapun kau harus bisa” ucap Yong Hwa
“Tapi sering tidak terdengar jika pakai tensimeter murah” jawab Shin Hye
“Ckckck, ada-ada saja. Yasudah, jika itu membuatmu cepat bisa, ini, untukmu saja.” Yong Hwa memberikan tensimeternya
“Sunbae, aku tidak bermaksud seperti itu” tolak Shin Hye
“Gwenchana, untukmu saja. Aku masih punya 1 lagi dirumah” ucap Yong Hwa
“Gomawo sunbae” ucap Shin Hye senang.
Mereka mulai berlatih tensi, sesekali Yong Hwa berteriak kesakitan ketika Shin Hye terlalu banyak memompa udara.
“Shin Hye, pembuluh darahku bisa pecah jika kau begitu” ucap Yong Hwa kesal
“Ah, mianhe sunbae.. Sunbae jangan marah” Ucap Shin Hye dengan mata berkaca-kaca
“Ah, mianhe aku tidak marah kok. Ayo kita belajar lagi” Yong Hwa memasangkan kembali tensinya ke tangannya. Dengan mata berkaca-kaca, Shin Hye mulai menensi Yong Hwa.
*****
“Kemampuanmu sudah semakin baik 1 bulan ini. Chukae” Yong Hwa mengacak-acak rambut Shin Hye
“Gomawo sudah membantuku sunbae” ucap Shin Hye
“Mari kita berjuang selama 2 minggu kedepan agar nilai ujianmu bagus” ucap Yong Hwa
“Ne, jika bagus aku akan memberikan sesuatu untuk sunbae” ucap Shin Hye
“Jinjja? Baiklah, aku harap nilaimu bagus karena aku sedang ingin hadiah” jawab Yong Hwa
“Aku akan berusaha sunbae” ucap Shin Hye
**
Yong Hwa memandangi Shin Hye yang asyik dengan soal-soalnya.
“Kenapa sunbae terus memandangiku?” Tanya Shin Hye
“Aku sedang berpikir, bagaimana caranya agar kau bisa bangun pagi” jawab Yong Hwa. Shin Hye menghentikan aktivitasnya.
“Percuma saja sunbae, Kim Bum dan So Eun sudah berusaha mengupdate jam weker ku tapi tidak berhasil” jawab Shin Hye
“Lalu bagaimana nasib suamimu nanti? Apa dia harus memasak sarapannya sendiri sebelum pergi kerja? Bagaimana kau bisa menjadi istri yang baik?” Tanya Yong Hwa. Shin Hye terdiam mendengar ucapan Yong Hwa.
“Mianhe Shin Hye-ya, aku tidak bermaksud menyinggungmu” ucap Yong Hwa dengan sangat menyesal.
“Ani sunbae, aku hanya berpikir, apa seorang istri harus menyiapkan sarapan untuk suaminya? Hampir disemua keluarga seperti itu” ucap Shin Hye
“Lalu apa yang harus dilakukan seorang istri jika suami yang kerja, beres-beres, memasak..”
“Tidur, nonton tv, makan, menjemput anak sekolah..” Jawab Shin Hye
“Hahaha. Benar-benar Shin Hye si kucing manis tapi pemalas” Yong Hwa mengacak rambut Shin Hye dengan gemas
“Ayo lanjutkan” Yong Hwa menunjuk kertas milik Shin Hye.
*****
“Kelihatannya kalian berdua semakin dekat.” Goda Kim Bum
“Ne, kalian benar-benar serasi” goda So Eun
“Apa maksudmu? Hubungan kami hanya seperti kakak adik saja. Benarkan sunbae?” Tanya Shin Hye kepada Yong Hwa
“Ah, ne. Ya, seperti itu” jawab Yong Hwa
“Hmm, aku kecewa. Bagaimana progress belajarmu?” Tanya So Eun
“Sunbae bilang aku sudah semakin pintar” ucap Shin Hye senang.
“Jika sunbae yang berkata seperti itu, aku ragu. Sunbae terlalu baik, tidak mungkin dia mengataimu buruk” ucap Kim Bum. Shin Hye langsung memukul kepala Kim Bum.
“Yasudah, aku pergi duluan. Shin Hye nanti kita belajar dirumahmu ya.” Pamit Yong Hwa
“Yya! Kenapa kau tidak menyukainya? Apa kurangnya dia? Pintar, tampan, baik” ucap So Eun
“Suka? Aku menyukainya kok.” Jawab Shin Hye
“Aigoo. Bum-ah, jelaskan” perintah So Eun
“Suka antara laki-laki dan perempuan. Ketika kau nyaman didekatnya dan selalu ingin bertemu dengannya lagi dan lagi, sakit bila ia akan pergi jauh dari kita, tidak suka jika ia berbicara dengan lawan jenis lainnya secara akrab, bahagia jika melihatnya tersenyum untuk kita, jantungmu berdetak lebih kencang saat bersamanya, ingin menjadi yang paling spesial untuknya. Kau tidak tau itu?” Tanya Kim Bum. Shin Hye menggeleng polos.
“Ck. Satu-satunya kesalahan orangtuamu adalah menyekolahkanmu disekolah putri sejak SD sampai SMA” Kim Bum menggeleng-gelengkan kepalanya frustasi.
**
Shin Hye berjalan menuju kelas Yong Hwa. Ia berhenti di pintu ketika melihat Yong Hwa asyik berbicara dengan teman sekelasnya. Yeoja cantik itu terlihat sesekali memukul lengan Yong Hwa dan Yong Hwa tertawa lepas.
“Perasaan apa ini?” Shin Hye kembali mengingat ucapan Kim Bum dan segera berlalu meninggalkan kelas Yong Hwa.
*****
Shin Hye membolak-balik bukunya dengan malas. Yong Hwa menatapnya heran.
“Ada apa Shin Hye? Hari ini kau tidak bersemangat. Ingat, ujian itu lusa.” Ucap Yong Hwa
“Gwenchana” jawab Shin Hye datar
“Jinjja? Apa kau sakit?” Yong Hwa merapatkan jarak mereka lalu menyentuh kening Shin Hye. Shin Hye bergerak mundur menjauhi Yong Hwa.
“Kenapa tiba-tiba aku memikirkan ucapan Kim Bum terus?” Pikir Shin Hye dalam hati.
“Apa aku membuat kesalahan sehingga kau menjauhiku?” Tanya Yong Hwa. Shin Hye mengingat yeoja di kelas Yong Hwa tadi. Ia segera memalingkan wajahnya dari Yong Hwa.
“Aniyo, sunbae” jawab Shin Hye
“Jinjja? Tadi siang So Eun bilang kau mencariku ke kelas. Lalu kenapa aku tidak melihatmu datang?” Tanya Yong Hwa
“Itu karena sunbae tidak mempedulikan kehadiranku. Aku sudah datang ke kelas sunbae tapi sunbae tetap tidak menyahutku” ucap Shin Hye tegas (yang sebenarnya ingin Shin Hye katakan :”Aku sudah datang tapi sunbae asyik dengan yeoja entah siapa itu. Jadi aku pergi lagi”)
“Aigoo, jadi karna itu kau marah?” Tanya Yong Hwa
“Aku tidak marah” elak Shin Hye
“Jinjja? Yasudah kalau tidak marah, aku tidak jadi membuatkanmu Jjang” ucap Yong Hwa
“Eh, aku marah aku marah” ucap Shin Hye dengan cepat. Yong Hwa hanya tersenyum melihat tingkah adik kelasnya ini.
**
“Kemari, ambilkan kecap asin” pinta Yong Hwa. Shin Hye memberikan kecap manis kepada Yong Hwa.
“Ini kecap manis, Shin Hye” ucap Yong Hwa, ia mengambil sendiri kecapnya.
“Masukan sayuran yang tadi kau siapkan” perintah Yong Hwa sambil terus mengaduk Jjang nya. Shin Hye memasukkan wortel, kol, tomat dan bawang daun seledri.
“Yya! Kau tidak memotongnya eoh?” Tanya Yong Hwa
“Bukankah itu akan terpotong sendiri jika matang karena sudah empuk?” Tanya Shin Hye. Yong Hwa menepuk dahinya dan segera mengangkat sayuran yang dimasukkan Shin Hye lalu memotongnya dengan cepat.
*
Yong Hwa memberikan Jjang ke mangkuk Shin Hye.
“Sebenarnya di sekolah wanita apa saja yang kau perbuat eoh?” Tanya Yong Hwa
“Belajar seperti sekolah umum lainnya, bedanya, kami diasramakan” jawab Shin Hye. Ia mulai memasukkan Jjangnya kedalam mulutnya.
“Maksudku bukan itu Shin Hye. Apa tidak ada pelajaran keterampilan memasak? Disana kan wanita semua” ucap Yong Hwa
“Mmm, aku hanya diperbolehkan memasak nasi oleh teman-temanku karena pernah membakar dapur” jawab Shin Hye
“Aigoo. Shin Hye agassi. Ckckck”
“Omo, sunbae ini sangat enak” puji Shin Hye
“Jinjja?”
“Ne, rasanya lebih enak daripada buatanku” jawab Shin Hye
“Aish, tentu saja. Itu tidak bisa dibandingkan. Kecap asin saja kau tidak tau” ucap Yong Hwa gemas.
*****
“Kalian sudah siap untuk ujian hari ini?” Tanya Yong Hwa
“Ne, sunbae” jawab Shin Hye, Kim Bum dan So Eun serempak.
“Baiklah fighting. Shin Hye-mew fighting” ucap Yong Hwa sebelum ketiga juniornya masuk ke kelas.
***
“Sunbae..” Shin Hye berlari memeluk Yong Hwa yang tengah membeli makan di kantin.
“Wa-wae?”
“Aku bisa menjawab soalnya” ucap Shin Hye senang
“Baguslah kalau begitu. Sekarang lepaskan pelukanmu. Banyak yang melihat kita” Ucap Yong Hwa
“Ah benar. Ini masih di tempat umum bukan kamarku. Mianhe sunbae” ucap Shin Hye. Semua mata tertuju pada mereka.
“Ani, ini tidak seperti yang kalian bayangkan. Kalian salah sangka” ucap Yong Hwa malu kepada semua orang di kantin.
“Kenapa sunbae berbicara seperti itu?” Tanya Shin Hye heran
“Park Shin Hye…!” Yong Hwa hanya mampu memanggil namanya dengan wajah memelas. Ia segera menarik Shin Hye menjauh dari kantin.
“Sunbae, mwoya?” Tanya Shin Hye
“Aku tidak mengerti kenapa yeoja sepertimu bisa masuk kedokteran” Yong Hwa berlutut di tanah dengan frustasi
“Sunbae kenapa kau seperti ini? Waeyo?” Tanya Shin Hye panik. Shin Hye berusaha membangunkan Yong Hwa dari posisinya.
“Shin Hye-mew, kucing manis., kau sadar apa yang kau katakan tadi?” Tanya Yong Hwa
“Apa memangnya?” Tanya Shin Hye
“Menurutmu apa yang dipikirkan orang lain jika laki-laki dan perempuan berpelukan dikamar?” Tanya Yong Hwa
“Belajar bersama” jawab Shin Hye
“Babo” Yong Hwa menarik Shin Hye dan membisikkan sesuatu. Shin Hye menutup wajahnya dengan kedua lengannya.
“Ottoke..” Pekik Shin Hye
*****
Yong Hwa menemui Prof.Lee di ruangannya.
“Kau sudah menyiapkan semuanya?” Tanya prof
“Ne, pasport ku juga sudah jadi.”
“Ini pengalaman bagus untukmu Yong Hwa. Tidak banyak mahasiswa Korea yang bisa berhasil mengalahkan peserta dari negara lain untuk belajar di Harvard dengan bimbingan langsung dari WHO” ucap prof
“Ne, profesor. Terimakasih sudah membimbing saya selama ini, saya akan berjuang keras membawa nama baik universitas kita dan Korea disana” ucap Yong Hwa
“Ya, baguslah jika kau punya motivasi seperti itu. Besok kau naik penerbangan pagi kan? Mianhe aku tidak bisa mengantarkanmu” ucap profesor
“Ne, jam 9 pagi. Tidak apa-apa profesor, aku sangat senang dengan dukunganmu selama ini. Oh ya, apa hasil ujian mahasiswa semester 3 sudah ada?” Tanya Yong Hwa
“Kau mau mencari nilai Shin Hye kan. Ini, lihat saja” profesor memberikan kertas hasil nilai ujian kepada Yong Hwa. Yong Hwa tersenyum senang membacanya.
*****
“Omo daebak!” Shin Hye tercengang melihat hasil ujian. Ia berada di peringkat 5 terbaik.
“Shin Hye” So Eun dan Kim Bum berlari menghampirinya
“So Eun, Kim Bum, nilaiku bagus. Aku harus segera mencari Yong Hwa sunbae” ucap Shin Hye senang
“Kau ini bodoh sekali!” Ucap Kim Bum kesal
“Mwo? Kau tidak lihat hasil ujian? Aku masih berada diatasmu” jawab Shin Hye
“Shin Hye, kenapa kau selalu datang terlambat eoh? Yong Hwa sunbae tadi mencarimu” ucap So Eun
“Ya, aku juga sekarang sedang mencarinya. Dimana sunbae?” Tanya Shin Hye semangat
“Dia sudah pergi” jawab Kim Bum
“Ke kelas ya? Baiklah aku kesana dulu ya” ucap Shin Hye
“Baru saja dia pergi ke bandara untuk penerbangan jam 9. Dia akan belajar di Amerika” ucap Kim Bum. Shin Hye menghentikan langkahnya.
“Kau bohong kan?” Tanya Shin Hye
“Aniyo, dia tadi kemari untuk berpamitan. Tapi kau tidak ada” ucap So Eun. Shin Hye menangis dan segera mencari taksi.
**
Shin Hye berlari tidak karuan mencari sosok Yong Hwa. Ucapan Kim Bum terus berputar di kepalanya, bahwa ketika menyukai seseorang, ia selalu ingin bertemu dengannya, dan sakit saat kehilangannya.
Akhirnya Shin Hye duduk di lantai karena frustasi sosok yang dicarinya tidak mampu ia temukan.
“Agassi gwencahana?” Tanya seorang pria di hadapan Shin Hye. Shin Hye mengangkat kepalanya dan melihat Yong Hwa tersenyum kepadanya.
“Sunbae” Shin Hye berdiri dan memeluk Yong Hwa.
*
Mereka duduk di kursi pengunjung bandara. Shin Hye menatapnya lekat, sementara Yong Hwa terus tersenyum kepadanya.
“Ini sudah jam 9, kenapa sunbae tidak berangkat?” Tanya Shin Hye
“Kebetulan hari ini selamban dirimu, pesawatnya di delay sampai jam setengah 10. Masih ada 20 menit lagi untuk berada diluar pesawat” jawab Yong Hwa
“Sunbae kenapa tidak bercerita kalau kau akan ke Afrika?” Tanya Shin Hye
“Afrika? Aku akan ke Amerika Shin Hye-ya. Kau dengar dari mana aku akan ke Afrika?” Tanya Yong Hwa
“Kim Bum” jawab Shin Hye (padahal Kim Bum bilang Yong Hwa mau ke Amerika)
“Aigoo, sepertinya wawasan Kim Bum tidak luas. Dia bahkan tidak tau dimana Universitas Harvard. Ku kira orang yang pernah sekolah di Jepang itu pintar semua saat kembali ke negaranya” ucap Yong Hwa
“Jadi, kenapa tidak memberitahuku?” Tanya Shin Hye
“Aku hanya tidak ingin persiapan ujianmu terganggu karena mempersiapkan perpisahan kita juga. Itu saja” jawab Yong Hwa
“Sunbae akan lama disana?” Tanya Shin Hye
“Hanya 1 tahun saja”
“Mmm”
Yong Hwa berdiri ketika jam menunjukkan angka 9.15
“Aku rasa lebih baik aku masuk kedalam. Jaga dirimu Shin Hye-ya. Eiihh, jangan menangis, itu membuatku sedih.” Ucap Yong Hwa menghapus air mata yang membasahi pipi Shin Hye.
“Sunbae juga harus jaga diri disana” ucap Shin Hye. Yong Hwa memeluk Shin sekilas lalu berjalan mundur.
“Aku pergi” pamit Yong Hwa.
“Sunbae” panggil Shin Hye. Yong Hwa berbalik dan menatap Shin Hye yang menangis.
“Chowae. Neomu neomu neomu chowae” ucap Shin Hye. Yong Hwa tersenyum, ia kembali kepada Shin Hye dan memeluknya erat.
“Saat aku pulang nanti, kau harus sudah bisa memasak. Aku mau mencicipi masakanmu ketika aku kembali ke Korea.” Ucap Yong Hwa. Shin Hye mengangguk. Yong Hwa melepaskan pelukannya dan menatap Shin Hye lekat.
“Shin Hye-ya, tunggulah. Aku hanya pergi sebentar” ucap Yong Hwa lembut. Shin Hye mengangguk dengan senyuman cerah di wajahnya.
“Dan aku mohon, aku tidak mau dipanggil sunbae lagi olehmu. Panggil aku oppa, arrasseoyo?” Tanya Yong Hwa
“Ne, arrayo oppa” jawab Shin Hye
Shin Hye segera melepaskan pelukannya dan mengeluarkan syal dari tasnya.
“Aku membuat ini untukmu oppa. Semoga bisa menghangatkanmu saat kau kedinginan disana” Shin Hye memasangkan syal yang semakin indah ketika terpasang di leher Yong Hwa.
“Gomawo., Aku pergi” Yong Hwa mencium kening Shin Hye sebelum pergi.
******
1 tahun kemudian
“Heh” Shin Hye menghela nafasnya dalam.
“Wae?” Tanya So Eun
“Kurasa aku salah sudah senang sewaktu Yong Hwa oppa memintaku menunggu” jawab Shin Hye
“Kau menyesal? Kau menemukan pria lain?” Tanya Kim Bum
“Aniyo, bukan seperti itu. Hanya saja ternyata 1 tahun itu sangat lama. Jadi seharusnya sewaktu dia menungguku sebentar aku tidak senang” jawab Shin Hye.
“Aigoo, Park Shin Hye, aku bahkan menunggu Kim Bum kembali dari Jepang selama 3 tahun dulu” ucap So Eun
“Itu berbeda, perasaanku dan oppa lebi spesial” jawab Shin Hye
“Enak saja.” So Eun mencubit pipi Shin Hye
“Sudah sudah, Shin Hye ppalli, kau harus latihan individu kan bersama prof.Lee di lab” Kim Bum mengingatkan.
“Aigoo aku lupa” Shin Hye bergegas berlari kearah lab.
*****
“Baiklah Shin Hye, segera mulai. Soalmu adalah bedah tracheostomi” ucap prof Lee
“Ne”
Shin Hye mulai menyiapkan peralatan-peralatannya kedalam bak instrumen, memisahkan mana perlengkapan steril yang harus aman dari jangkauan atau kesalahan, dan mana yang tidak steril yang akan digunakannya sebelum tindakan utama. Shin Hye memulai melakukan tindakan pada phantom (boneka buat praktek yang), ia menghentikan kegiatannya ketika profesor menepis tangannya dari peralatan.
“Kau ingat sesuatu yang terlupakan?” Tanya profesor
“Ani, aku rasa sudah benar” ucap Shin Hye
“Sudah cuci tangan 7 langkah dengan antiseptic?” Tanya profesor
“Omo. Mianhe profesor” Shin Hye segera mencuci tangannya sebelum memulai kembali pembedahannya.
“Ingat Shin Hye, tracheostomy itu perlu benar-benar dijaga kesterilannya. Pasien sudah tidak mampu bernafas melalui hidung, sehingga perlu pembedahan di trachea. Itu akan jadi luka terbuka. Bahaya jika sampai ada komplikasi di sistem pernafasannya hanya karna kecerobohan petuga medis” ucap prof Lee
“Ne, profesor” Shin Hye kembali asyik dengan peralatan-peralatan medisnya.
“Shin Hye, bukankah tangan kananmu sudah on (tidak steril)? Mengapa seenaknya memasukkan tanganmu ke bak instrumen steril?” Tanya prof
“Aku lupa profesor” jawab Shin Hye takut
“Bagaimana kau bisa menjadi dokter eoh? Kau begini saja, salah terus. Kau mau mebunuh pasien?” Ucap prof Lee ketus.
“Mianhe profesor” Shin Hye mulai menangis.
“Mungkin lebih baik saya mengajarinya lagi profesor” ucap pria yang entah sejak kapan berdiri di balik tirai. Shin Hye mengangkat wajahnya dan terkejut ketika pria itu membuka tirai. Pria yang memakai syal yang ia buat dengan susah payah.
“O-oppa” gumam Shin Hye tanpa berkedip.
“Oh Yong Hwa, masuklah. Kau lihat sendiri kan anak ini masih saja ceroboh. Kau ajarkan dia dengan baik, kurasa jika kau yang mengajarinya dia akan mengerti” ucap prof.Lee
“Ne, aku akan berusaha profesor.” Ucap Yong Hwa
“Yasudah, cepat bawa dia pergi. Kurasa ada yang ingin kalian bicarakan” goda prof.Lee
“Ne, gamsahamnida profesor”
***
Yong Hwa dan Shin Hye berdiri di tepi sungai Han untuk menikmati pemandangan.
“Oppa kapan kau pulang? Kenapa tidak memberitahuku?” Tanya Shin Hye
“Aku ingin memberimu kejutan, dan ingin tau kau sudah bisa apa, jadi aku meminta profesor Lee menyiapkan jadwal latihan denganmu berdua saja diluar jam kuliah” jawab Yong Hwa
“Yya oppa! Aku ketakutan tadi” Shin Hye mengerucutkan bibirnya
“Hahaha. Mianhe, tapi ternyata kau tidak ada kemajuan. Masih saja ceroboh” goda Yong Hwa. Shin Hye membuang mukanya dari Yong Hwa.
“Aigoo, pussy pussy Shin Hye marah.. Mianhe, puss” Yong Hwa merangkul Shin Hye
“Oppa kau harus mengajariku sampai bisa” pinta Shin Hye.
“Arra., tapi apa bayaranku?” Tanya Yong Hwa
“Aku akan memasakkan makanan untukmu setiap hari” janji Shin Hye
“Baiklah, kurasa sekarang kau mulai mahir memasak. Tapi jika tidak enak, aku yang akan mengajarimu” ucap Yong Hwa
“Tentu saja enak, eomma yang mengajariku”
“Arra, tapi memangnya kau sempat menyiapkan makanan? Bukankah kau harus bangun pagi jadinya?” Tanya Yong Hwa
“Aish, sekarang aku tidak bisa jika tidak bangun subuh” ucap Shin Hye
“Wae? Jam wekermu sekarang ampuh?” Tanya Yong Hwa
“Ani, hanya saja, jika bangun siang, aku takut ditinggalkan olehmu dan mempersempit waktuku untuk bisa berbicara denganmu seperti waktu itu. Jadi semenjak itu, aku selalu terbangun subuh dan tidak bisa bangun siang lagi. Lihat, mataku sudah seperti panda kan” ucap Shin Hye. Yong Hwa tertegun mendengarnya. Ia menghela nafasnya dan tersenyum.
“Aku sempat frustasi ketika kau bilang hubungan kita seperti kakak-adik, sehingga aku tidak memastikan hubungan kita saat di bandara dulu. Aku ingin kau memastikan perasaanmu dulu. Dan sekarang kurasa kau sudah yakin” ucap Yong Hwa. Shin Hye tersenyum lalu memeluk Yong Hwa.
“Bogoshipda oppa” ucap Shin Hye
“Nado, jeongmal bogoshipda Shin Hye-ya” ucap Yong Hwa. Ia melepaskan pelukannya dan menggenggam jemari Shin Hye lekat.
“Mianhe aku tidak memastikan hubungan kita waktu itu, sekarang aku ingin berkata padamu., aku menyukaimu, sejak kau muncul dengan segala kekonyolanmu dalam hidupku. Saranghe Park Shin Hye. Bisakah kau menerimaku yang tidak sempurna ini sebagai namjachingumu?” Yong Hwa mengeluarkan kalung yang indah dari sakunya. Shin Hye menangis haru ketika Yong Hwa memasangkannya dilehernya.
“Nado saranghe oppa. Aku mau menjadi yeojachingu mu” ucap Shin Hye lalu memeluk Yong Hwa.
“Ini masih musim semi kan, kau tau apa yang aku inginkan?” Tanya Yong Hwa. Shin Hye menggelengkan kepalanya.
“Berjalan ke sungai Han dan menikmati pemandangannya dengan kekasihku, lalu kami saling berpelukan menyampaikan rindu, setelah itu, disamping sungai Han ini kami berbagi ciuman pertama yang manis” ucap Yong Hwa.
“Bukankah oppa sudah mendapatkan 2 dari tiga hal itu?” Ucap Shin Hye
“Ya, dan aku ingin melengkapinya dengan yang ketiga” Yong Hwa menatap mata Shin Hye lekat.
Shin Hye tersenyum malu sebagai tanda persetujuannya. Yong Hwa menarik tengkuknya dan memberinya ciuman manis disaat sunset datang dan memberikan bayangan oranye yang indah di sungai Han yang lembut.
Shin Hye menjinjitkan kakinya berusaha menyeimbangkan tingginya dengan Yong Hwa. Tetapi ia justru kehilangan keseimbangan. Ia menarik Yong Hwa untuk menyeimbangkan badannya tetapi itu justru membuat mereka tercebur ke sungai.
“Park Shin Hye.. Yeoja ini benar-benar..” Yong Hwa menggaruk kepalanya dan tertawa lepas. Ia segera naik ke daratan dan membantu Shin Hye naik juga.
“Mianhe oppa” Shin Hye hanya bisa menggigit kuku-kukunya dengan wajah yang bersemu merah muda seperti warna dari Sakura yang tengah bersemi saat ini.
***End of Story***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar