Sabtu, 07 September 2013

Saying I Love You

Author : Pinky Girl
Main Cast : Sunny, Lee Seung Gi, Yuri
Genre : Romance
Rating : PG 17
Type : One Shoot
Poster by Little Fairy
Disclaimer : Ini FF yang di Request sama Zeebebek Girlversion Ofjudas, dan ini murni FF hasil karya aku, kalau ada kemiripan tokoh atau ide cerita, mungkin itu cuma kebetulan aja. Tapi FF ini MURNI datang dari inspirasi aku sendiri…Jadi jangan ada yang coba untuk MENG_COPY atau NGAKU-NGAKU ini FF hasil karya kalian. Mohon kerja samanya kalau kalian nemuin FF yang ceritanya sama kaya FF ini yah, hehe..;)
Pengenalan Tokoh :
Sunny : Adik Yuri yang lama tinggal bersama orang tuanya di Inggris dan kuliah di sana, kembali ke Korea pada hari Ulang Tahun kakaknya karna ingin menikmati masa liburannya di Korea setelah menyelesaikan kuliahnya di Inggris. Sunny adik Yuri yang otaknya lebih pintar dari kakaknya, dia penurut, cheerfull, funny, penuh perhatian, polos dan juga ceroboh.
Yuri : Kakak satu2 nya Sunny yang feminim, glamour dan fashionable. Dia bisa bulak balik luar Negeri hanya untuk membeli baju2, tas2 atau apapun yang berurusan dengan fashion dengan keluaran terbaru. Karna kecintaannya pada fashion begitu tinggi, terkadang Lee Seung Gi kekasihnya saja bisa di acuhkan olehnya. Tapi sebenarnya dia sangat mencintai kekasih dan juga adiknya itu.

Lee Seung Gi : Namjachingu dari Yuri yang mempunyai sifat cool, cuek dan kadang misterius. Tapi dia juga mempunyai sifat yang sangat romantis dan penuh perhatian, dia selalu menuruti apa yang di minta Yuri, dan itulah yang membuat Yuri sangat mencintainya.

NOT FOR SILENT READER…

Author POV
“Yuri-ah,,,,saengil chukkae” teman2 Yuri satu per satu datang ke Rumahnya malam itu untuk merayakan hari Ulang Tahunnya yang ke 22 tahun dan mereka bergantian mencium kedua pipi Yuri.
“Ye…gomawo”
“Whoaa..Yuri-ah, kau cantik sekali dengan gaun itu?? Hmm,,biar ku tebak, ini pasti gaun baru yang kau beli di Paris minggu lalu, kan??” ucap Ji Eun sahabat Yuri.
“Ehmm,,,anhi, kau salah, ini hadiah Ulang Tahun dari adikku” ucap Yuri sambil menoleh ke arah Sunny yang ada di sampingnya.
“Adikmu??” Ji Eun dan teman2 Yuri yang lain pun ikut menoleh ke arah Sunny.
“Yah,,kenalkan ini Sunny adikku, Sunny ayo sapa teman2 ku” Yuri memperkenalkan adik satu2 nya itu pada teman2 kampusnya untuk pertama kalinya.
“Annyeong Haseyo, Sunny imnida..” Sunny memperkenalkan dirinya.
“Ah,,ye Annyeong haseyo” jawab teman2 Yuri serempak.
“Oh,,jadi ini adikmu yang Kuliah di Inggris itu?? Ternyata dia lebih cantik darimu” goda Ji Eun.
“Yah,,dia baru menyelesaikan kuliahnya di sana, dan sekarang dia sedang ingin berlibur di sini” jawab Yuri ketus karna kesal Ji Eun mengatakan kalau Sunny lebih cantik dari dirinya.
“Sudah selesai lagi?? Kenapa dia lebih dulu daripada kau Yuri?” ucap Ji Eun polos.
“Yaaakk,,kau datang ke sini untuk merayakan hari Ulang Tahunku atau ingin membandin-bandingkan aku dengan adikku??” jawab Yuri dengan cemberut.
“Ah…ara..ara..mianhae aku tidak bermaksud seperti itu, hehe..”
“Sudahlah, chingudeul ayo kita masuk” ajak Yuri pada teman2 nya itu.
“Yuri-ah, kenapa Seung Gi oppa belum datang juga??” tanya Ha Ni pada Yuri sebelum acara di mulai.
“Entahlah, daritadi aku juga menunggunya, tapi dia belum datang juga, mungkin sebentra lagi” Yuri mulai harap2 cemas.
“Ahh..itu dia” Yuri langsung memasang wajah sumringahnya saat melihat laki2 yang di tunggu2 nya itu datang.
“Yoboooo..akhirnya kau datang juga, aku kira kau tidak akan datang” ucap Yuri memeluk Seung Gi namjachingunya itu dengan manja.
“Mianhae chagia aku terlambat” Seung Gi mencium pipi Yuri.
Sunny yang ada di sebelah Yuri sedari tadi dan melihat Seung Gi yang baru datang, langsung terpesona melihat ketampanan namjachingu dari kakaknya itu. Yuri memang pernah mengirim foto dirinya dengan Seung Gi pada Sunny, tapi di foto Seung Gi tidak terlihat begitu jelas, karna sedang mencium pipi Yuri. Dan Sunny tidak menyangka kalau ternyata Lee Seung Gi lebih tampan dari perkiraannya.
“Oya..yobo, kenalkan ini Sunny adikku yang sering aku ceritakan padamu, dia baru sampai tadi pagi dari Inggris” giliran Yuri memperkenalkan adiknya itu pada namjachingunya.
“Ah,,jadi ini adikmu?? Annyeong aku Lee Seung Gi, senang berkenalan denganmu” jawab Seung Gi dengan dinginnya.
“Yaa,,,Sunny-ah” Yuri menyenggol Sunny yang kaku seperti patung itu karna melamun.
“Ye..? Ah,,ye, aku Sunny, senang juga bertemu denganmu oppa” Sunny menyambut tangan Seung Gi dan menyalaminya dengan gugup.
“Baiklah kalau begitu, karna semuanya sudah berkumpul, ayo kita mulai acaranya” Yuri mengajak teman2 nya untuk berkumpul di ruang tengah yang sudah tersedia meja dan kue Ulang Tahun.
“Saengil Chukka hamnida…Saengil Chukka hamnida..Saengil Chukka Yuri-ah, Saengil Chukka hamnida….Yeeeee….” semua teman2 Yuri yang hadir di acara itu  menyanyikan lagu Selamat Ulang Tahun untuknya.
“Yuri-ah, saengil chukkae, semoga kau tambah dewasa dan langgeng terus dengan Seung Gi oppa mu yah” ucap Ji Eun sambil mencium kedua pipi Yuri lagi.
“Ye..Ji Eun-ah, gomawo…” dan satu per satu teman2 Yuri yang lain pun ikut memberikan ucapan selamat.
“Oya..Yuri-ah, ayo potong kue nya” ucap teman2 Yuri serempak.
“Ah..baiklah, baiklah”
“Yuri-ah, akan keu berikan pasa siapa First Cake nya??” tanya Ha Ni tiba2 saat Yuri sedang memotong kuenya.
“Ehmmm…” Yuri melihat Sunny dan Lee Seung Gi bergantian sambil memegang kue yang ada di tangannya itu.
“Untuk adikku, karna sudah lama aku tidak bertemu dengannya” Yuri akhirnya memberikan First Cake nya itu pada Sunny adiknya di banding Lee Seung Gi namjachingunya.
“Waahhh…gomawoyo eonni, semoga kau selalu di berikan kebahagiaan” Sunny mencium kedua pipi kakak kesayangannya itu.
“Ne..choenmaneyo uri dongsaeng, uuhh..” ucap Yuri sambil memeluk Sunny.
“Whoaa….Seung Gi oppa, ternyata posisi mu tiba2 bergeser oleh adiknya Yuri, adik Yuri lebih penting daripada kau” goda teman2 Yuri pada Seung Gi an Seung Gi hanya tersenyum kecil.
“Anhio….mereka berdua memiliki tempat yang special di hati dan hidupku, oppa ini untukmu” Yuri memberikan potongan kedua kue nya itu pada Seung Gi.
“Gomawo chagi..” Seung Gi kembali mencium kedua pipi Yuri dan mengecup keningnya.
Entah kenapa Sunny yang melihat pemandangan seperti itu, membuat hatinya tidak enak. Tapi dengan cepat dia membuang perasaan itu.
Di tengah acara, Yuri sedang asyik mengobrol dengan teman2 nya dan Seung Gi ada di sampingnya.
“Chagia, apa kau mau minum?” tanya Seung Gi pada Yuri.
“Eoh,,yobo, maukah kau mengambilkannya untukku??” jawab Yuri manja.
“Baiklah, aku akan mengambilnya untukmu” Seung Gi pun menuju meja yang menyediakan berbagai macam makanan dan minuman. Di sana ada Sunny juga yang sedang asyik memakan beberapa makanan yang ada di meja dengan lahapnya, mungkin karna Sunny sudah lama tidak memakan makanan Korea.
“Kau kelaparan?” tanya Seung Gi tiba2 pada Sunny dan spontan Sunny pun terkejut Seung Gi ada di sampingnya sekarang sampai2 dia terbatuk dan memuntahkan serpihan2 makanan yang ada di mulutnya mengenai baju Seung Gi.
“Yaaakk,,,,” Seung Gi agak membentak Sunny karna sekarang bajunya kotor.
“Omo..oppa, mianhaeyo, choengmal mianhaeyo, aku tidak sengaja, barusan aku terkejut karna kau tiba2 ke sini. Mianhaeyo…” ucap Sunny terus meminta maaf dan membungkuk-bungkukkan badannya.
“Ah..sudahlah, tidak apa2, bisa aku bersihkan” ucap Seung Gi sambil mengambil satu gelas minuman di meja itu.
Tiba2 kaki Sunny terkilir dan hampir terjatuh, namun dengan cepat dia mencoba berpegangan pada tangan Seung Gi, alhasil minuman yang sedang Seung Gi pegang pun menumpahi bajunya lagi.
“Yaaakkk,,,kau ini ceroboh sekali” Seung Gi mulai kesal karna Sunny sudah 2x mengotori bajunya.
“Oppa,,,mianhaeyo, choengmal mianhaeyo, aku tidak tau kalau aku akan terkilir. Sini biar aku bersihkan saja” Sunny kembali meminta maaf dan mencoba untuk membersihkan baju Seung Gi tapi dengan cepat Seung Gi menolaknya.
“Yoboo…waeyo??” Yuri yang mendengar sepertinya ada keributan di sana pun langsung menghampiri Seung Gi dan Sunny.
“Eonni, tadi aku tidak sengaja menyemburkan makananku ke baju oppa, dan menumpahkan minumannya ke bajunya” Sunny mencoba menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
“Yaakk,,Sunny-ah, ternyata kau masih belum berubah?? Selalu ceroboh” ucap Yuri pada adiknya itu.
“Yobo, biar aku bantu bersihkan” Yuri mencoba membersihkan baju Seung Gi.
“Sudahlah, tidak usah, chagia, sepertinya aku pulang saja, besok aku menemuimu, eoh?? Oya ini hadiah untukmu, sekali lagi selamat Ulang Tahun” ucap Seung Gi mengeluarkan kotak kecil dari sakunya lalu mencium sebelah pipi Yuri dan pergi.
“Oppa..” Yuri mencoba menahannya tapi Seung Gi keburu berlalu dan Yuri langsung memandang Sunny marah.
***
Akhirnya acara Ulang Tahun Yuri pun berakhir dengan kekecewaan Yuri yang tiba2 di tinggalkan oleh namjachingunya itu.
Tok..tok..tok…
“Eonni…” Sunny mengetuk pintu kamar Yuri dan tiba2 dia mendengar dari dalam kamar, sepertinya kakaknya itu sedang menangis, Sunny pun langsung masuk sebelum Yuri menyuruhnya masuk.
“Eonni-ah, waegurae??” Sunny menatap kakaknya yang sedang berlinangan air mata.
“Yaaakk…semua ini gara2 kau, kalau saj tadi kau tidak mengotori baju Seung Gi oppa, mungkin tadi dia tidak akan pulang dan dia pasti akan memberikan kado ini dengan suasan yang romantis, huhuhu..” Yuri menangis segukan.
Sunny melihat di tangan kakaknya itu ada sebuah kalung yang indah, ternyata itu kado yang di berikan Seung Gi untuk Yuri.
“Eonni, mianhaeyo, aku benar2 tidak sengaja melakukannya”
“Maafmu itu tidak berguna, aku benci padamu karna kau merusak hari Ulang Tahunku, huhuhu..” suara tangis Yuri semakin mengencang, seperti bocah kecil yang merengek minta di belikan permen.
“Yaaa..yaa..eonni-ah, kenapa tangsimu semakin kencang??? Ya sudah, sekarang kau ingin apa dariku agar aku bisa menebus kesalahanku hari ini??” Sunny mencoba menghibur Yuri.
“Kau keluar dari kamarku, aku tidak ingin melihatmu malam ini, huhu..” ucap Yuri mengusir adiknya itu sambil tetap menangis.
“Baiklah, baiklah, aku akan keluar, tapi setelah aku keluar, kau jangan menangis lagi yah?” Sunny mulai beranjak dari kasur Yuri dan membuka pintu.
“Eh…eonni, tunggu sebentar, bukankah kau suka membeli make up yang mahal dan ber-merk?? Tapiiii, kenapa maskara mu itu tetap bisa luntur, memangnya kau memakai maskara merk apa??” Sunny yang sudah keluar kamar langsung masuk lagi dan menatap kedua mata kakaknya itu dan menggodanya.
“Yaaaaakkkk..Sunny-aaaaahhhhh…” Yuri langsung beranjak dan melemparkan bantal pada Sunny yang langsung berlari keluar dan menutup pintu kamarnya.
Keesokan harinya…
“Yobo, kau jadi menjemputku hari ini, kan??”
Yuri mengirim pesan pada Lee Seung Gi saat dia akan pergi kuliah karna memang Seung Gi hampir tiap hari datang menjemputnya dan mengantarnya pulang.
“Ehm….aku sedang on the way, tunggulah aku”
Yuri langsung girang saat Seung Gi membalas pesannya, padahal sebelumnya dia hara2 cemas takut kalau Seung Gi tidak membalas pesannya gara2 hal semalam.
“Ok,,,yobo, aku akan menunggumu..*^.^*”
Beberapa menit kemudian Seung Gi tiba di rumah Yuri, dan yang membukakan pintunya adalah Sunny.
“Ah,,oppa..” ucap Sunny kaget.
“Kakakmu ada, aku akan menjemputnya” jawab Seung Gi agak jutek.
“Ah,,ada, tapi dia sedang di kamar kecil dulu. Oya,, masalah semalam aku benar2 minta maaf, aku benar2 tidak sengaja melakukannya, aku mohon jangan marah padaku dan pada Eonni” Sunny menundukkan kepalanya memohon maaf.
“Yakk….sedang apa kau?” ucap Yuri yang tiba2 menghampiri Sunny dan Seung Gi di depan pintu.
“Yoboo..kau sudah datang, ayo kita pergi. Sunny-ah, aku pergi dulu, aku di rumah yah” Yuri langsung menggandeng tangan Seung Gi dan berlalu dari hadapan Sunny.
Sunny hanya bisa terpaku melihat kemesraan kakaknya itu dengan Seung Gi.
“Hah..Sunny-ah, apa yang akan kau lakukan hari ini??” ucap Sunny sambil membaringkan tubuhnya di kursi dan memencet tombol power Remote TV nya.
Setelah memencet-mencet remote TV dan tidak menemukan channel yang menraik perhatiannya, akhirnya Sunny pun merasa bosan. Karna dia tidak ingin hanya berdiam diri saja di rumah di hari keduanya di Korea itu, akhirnya dia memutuskan untuk jalan-jalan keluar. Sunny mengambil tas nya dan langsung memanggil taksi. Padahal di garasinya terpampang 3 buah mobil mewah, tapi Sunny lebih suka jalan2 naik Taksi karna dia tidak perlu repot untuk menyetir, dan dia juga lebih suka berjalan kaki menyusuri jalan sambil menemukan sesuatu yang baru yang bisa menarik perhatiannya.
Sunny sempat mengunjungi Galeri foto, toko buku, pameran lukisan dan nonton bioskop. Karna perutnya sudah mulai berdemo, akhirnya dia mendatangi sebuah Cafe Resto untuk mengisi perutnya. Sunny masuk ke dalam Cafe Resto itu, dia merasakan atmosfer yang menyejukkan di dalam Cafe itu. Padahal dulu saat dia tinggal di Korea dan datang ke Cafe ini, dia tidak merasakan atmosfer yang seperti itu.
Sunny duduk di salah satu kursi di samping jendela yang bisa melihat keluar dan melihat orang2 yang berlalu lalang di jalan. Sambil menunggu pesanannya datang, Sunny mengeluarkan buku Novel yang tadi dia beli. Dengan serius dia membacanya, namun tiba2 dia tersenyum-senyum sendiri. Seung Gi yang baru pulang mengantar Yuri ke kampusnya, tidak sengaja sedang berhenti di lampu merah dekat Cafe Resto itu, dan dia melihat Sunny sedang duduk di sana sambil tersenyum, dan sekilas rambut panjangnya itu mengibas terkena tiupan angin dari kaca jendela. Seung Gi tidak menyadari kalau saat ini dirinya sedang terpesona dengan kecantikan Sunny dan senyuman manisnya. Deg..deg….
Tiiinn..tiiinn…
Lamunan Seung Gi buyar saat mobil2 yang ada di belakangnya itu mengklasoninya karna ternyata lampu sudah hijau kembali. Seung Gi pun segera melajukan lagi mobilnya.
“Astaga,,kenapa tadi jantungku berdetak kencang saat melihat dia?? Anhi..anhi…Lee Seung Gi, ingat dia itu adik iparmu, kau tidak boleh terpesona olehnya” Seung Gi menggeleng-gelengkan kepalanya.
3 hari berlalu setelah Sunny berada di Korea, dia benar2 mencintai negaranya itu yang mempunyai sejuta tempat yang indah yang bisa di kunjunginya. Meskipun dia berjalan-jalan sendirian, tapi dia tetap menikmatinya. Hari ini seperti biasa Sunny menonton bioskop karna itu adalah hal yang paling dia ingin lakukan saat pulang ke Korea, karna dia rindu untuk menonton film2 Korea. Sunny duduk di bangku barisan kedua dari depan, meskipun filmnya belum di mulai, tapi dia sudah dengan semangatnya memasukkan Pop Corn yang dia beli ke dalam mulutnya. Dan tiba2 seseorang duduk di sebelahnya.
“Permisi..” ucap orang itu yang ternyata seorang namja.
“Ah..ye..” ucap Sunny mengangguk namun belum melihat dengan jelas siapa namja itu.
“Di tengah2 film, karna ada adegan yang mengerikan, karna film yang di tonton Sunny adalah film horor, tiba2 Sunny berteriak dan memalingkan wajahnya ke samping namja yang tadi.
“Ah..ah..mianhaeyo..mianhaeyo..” ucap Sunny sambil menunduk meminta maaf  karna dia sadar bahwa dia pasti di kira SKSD dengan namja itu.
“No…?” ucap namja itu yang ternyata baru sadar kalau orang yang ada di sebelahnya dari tadi itu adalah Sunny.
Sunny yang mendengar ucapan namja itu pun langsung melihat wajah namja itu.
“Seung Gi oppa??” tanya Sunny cukup terkejut.
“Jadi,,dari tadi yang di sebelahku itu, kau??” Seung Gi pun lebih terkejut lagi.
“Ahh….Sunny-ah, kenapa kau babo sekali, selalu melakukan hal bodoh setiap kali bertemu dengannya, bao..babo..” gumam Sunny mencaci dirinya sendiri.
“Hehehe,,begitulah oppa” jawab Sunny sambil memaksakan tawanya karna menahan malu.
“Oppa..kenapa kau ke sini sendirian?? Mana eonni ku??” tanya Sunny memelankan suaranya.
“Dia sedang asyik berbelanja dengan teman2 nya, karna sekarang ada baju2 terbaru, aku sudah mengajaknya, tapi tentu saja dia akan lebih mementingkan waktu belanjanya daripada aku” *Seung Gi curcol deh, hehe…;)
“Ah…ia kau benar, aku mewakilkan eonni ku meminta maaf padamu yah, maaf kalau kakakku itu kehidupannya sangat glamour, jadi kau sebagai pacarnya harus lebih sabar menghadapinya saat dia akan lebih mementingkan fashion, atau waktu2 belanja nya daripada kehidupan pribadinya atau keluarganya”
“Yah,,aku akan berusaha..” jawab Seung Gi singkat.
Selama film itu di putar dan Sunny tau kalau yang di sebelahnya itu adalah Seung Gi, sesekali dia pun melirik ke arah Seung Gi untuk memperhatikan wajah namja itu. Tapi saat Seung Gi menoleh ke arahnya karna dia sadar Sunny sedang meliriknya, dengan cepat Sunny memalingkan wajahnya dan kembali menatap  layar Bioskop.
Setengah jam kemudian film itu pun selesai di putar, Sunny dan Seung Gi langsung beranjak dan keluar dari bioskop itu tapi Seung Gi berjalan lebih dulu dan Sunny ada di belakangnya. Saat keluar dari pintu Exit, Sunny memberanikan diri untuk berbicara lebih dulu pada Seung Gi.
“Ehmm..oppa tunggu..” Sunny akhirnya mempercepat langkahnya dan berjalan di samping Seung Gi.
“Waeyo?” tanya Seung Gi singkat tanpa menghentikan langkahnya.
“Ehhmmmm….setelah ini kau akan ke mana?? Bagaimana kalau kita makan?” Sunny sempat kaget dengan ucapannya sendiri, kenapa dia bisa seberani itu mengajak namjachingu kakaknya itu untuk makan.
Seung Gi menghentikan langkahnya dan menatap Sunny tanpa menjawab pertanyaannya itu.
“Ehm..mak..sudku…aku lapar, kau mau kan menemaniku makan siang?? Lagipula kau ini kan calon kakak iparku, jadi alangkah baiknya kan kalau kita bisa saling mengenal, supaya nanti saat kau sudah menikah dengan eonni ku, kita jadi tidak usah canggung lagi, iya kan?? Hehe..” ucap Sunny tanpa menggunakan titik atau koma.
Seung Gi diam sejenak “Hmm..baiklah, kau benar. Memang sudah seharusnya aku mendekatkan diri pada calon adik iparku. Baiklah ayo naik mobilku” jawab Seung Gi sambil meneruskan langkahnya dan menuju parkiran mobil.
“Kau mau makan di mana??” tanya Seung Gi saat dia sudah melajukan mobilnya.
“Hmm..terserah kau saja, apa kau punya tempat yang biasa kau kunjungi??” jawab Sunny dengan semangat.
“Ada..tapi ada satu tempat yang belum sempat aku kunjungi dan sekarang selagi ada waktu, aku ingin ke sana” jawab Seung Gi tetap konsentrasi melihat ke depan sambil menyetir.
“Jinja?? Ya sudah kalau begitu ke sana saja kalau kau mau”
“Ehm…” jawab Seung Gi singkat.
Seung Gi memarkirkan mobilnya di suatu Restaurant yang dekat dengan sebuah danau.
“Whooaaaa…oppa, tempat ini bagus sekali, aku baru pertama kali ke sini, kenapa aku tidak tau yah kalau ternyata Korea memiliki tempat seindah ini” Sunny menikmati udara sejuk yang berhembus di depan hidungnya sambil memejamkan kedua matanya dan merentangkan kedua tangannya.
Lagi2 Seung Gi terpesona dengan kecantikan Sunny, dia akan selalu terlihat sangat cantik saat dia tersenyum seperti itu. Dan tanpa Seung Gi sadari, dia pun ikut tersenyum melihat tingkah Sunny. “Yaak…Seung Gi-ah, apa yang kau lakukan???” ucap Seung Gi dalam hatinya saat tersadar dengan apa yang barusan dia lakukan.
“Sudahlah ayo kita masuk” ajak Seung Gi dan Sunny pun mengikuti langkahnya dari belakang.
“Oppa..lihat orang2, mereka memancing?? Apakah kita juga bisa memancing langsung ikan yang ada di sini??” jawab Sunny antusias saat melihat ternyata ada beberapa orang yang sedang asyik memancing ikan di danau yang ada di sana.
“Ehmm,,,ada sebagian orang yang ingin memancing sendiri ikan yang ingin mereka makan nanti untuk di masak”
“Jinja?? Omoo..oppa, ayo kita memancing juga, aku ingin mencobanya, seumur hidupku aku belum pernah memancing” Sunny merayu Seung Gi dan karna melihat Sunny yang memasang wajah memelasnya itu, akhirnya Seung Gi pun tidak bisa menolak.
Sunny dengan antusias menyiapkan alat pancing dan memasang umpan di kailnya. Seung Gi sempat bertanya dalam hatinya “Kenapa dia jauh berbeda dengan kakaknya? Memegang cacing itu dia pasti tidak akan berani, dan kotor2 an di sini juga dia tidak akan mau, tapi kenapa Sunny malah begitu antusias dan dia tidak geli memegang cacing itu?? Ah..Seung Gi-ah, kau ini kenapa tiba2 membandingkan Yuri dengan adiknya?? Babo..babo..” gumam Seung Gi pada dirinya sendiri.
“Oppa,,ayo cepat ke sini??” Sunny mengajak Seung Gi untuk memegang juga alat pancingnya dan memancing ikan bersama.
Tidak lama kemudian alat pancing yang di pegang Sunny bergerak. “Omo..omo..alat pancingku bergerak dan terasa berat, aku pasti sudah berhasil menangkap ikannya” Sunny menarik benang alat pancingnya dan mengangkatnya, dan ternyata benar, dia berhasil menangkap satu ekor ikan yang lumayan besar.
“Yeeee..oppa, aku dapat ikannya” ucap Sunny kegirangan.
Dan Seung Gi sempat tersenyum pada Sunny karna dia senang Sunny memang berhasil menangkap ikannya. Tidak lama kemudian alat pancing Seung Gipun bergerak.
“Omo..omo…oppa, alat pancingmu juga bergerak, ayo tarik benangnya dan angkat alat pancingnya” seru Sunny dengan semangat.
Dan ternyata benar, Seung Gi menangkap ikan yang lebih besar dari Sunny.
“Yeeee…aku juga berhasil dan ikanku lebih besar darimu” Seung Gi tidak kalah girangnya, seperti anak kecil yang baru mendapatkan mainan baru.
“Yaaa..kau hebat oppa, kau berhasil juga menangkapnya..” Sunny berjingkrak-jingkrak dan memegang tangan Seung Gi.
Saat mereka menyadari keakraban mereka yang tiba2 itu, mereka langsung kembali memasang wajah kaku.
“Ah,,baiklah ayo kita bawa ikan ini ke Kokinya, biar dia masakkan untuk kita” ucap Seung Gi kaku.
“Ah,,ya, baiklah…” Sunny pun langsung berubah menjadi pendiam karna merasa canggung lagi.
Setelah ikan yang mereka pancing sendiri itu di berikan ke Kokinya dan di masak, masakan itu pun datang.
“Whoooaaa…sepertinya enak sekali,,,ehmmm…aku tidak sabar untuk menyatapnya” ucap Sunny antusias sambil mengelap-ngelap bibirnya dengan lidahnya sendiri.
Karna mencium aromanya yang sangat wangi dan bentuknya yang sangat menarik, membuat Sunny benar2 tidak sabar untuk segera menyantapnya. Dan dia pun dengan cepat mencubit daging ikan itu dengan garpunya dan melahapnya. Alhasil lidah Sunny pun kepanasan.
“Auuuww..auww…panas..panas”
“Babo-ah, sudah tau asapnya pun masih mengebul begitu, malah kau makan??” ucap Seung Gi sambil ikut merasa ngilu karna lidah Sunny pasti benar2 kepanasan.
Setengah jam kemudian Sunny selesai menghabiskan makanannya.
“Ahh..kenyang sekali” ucap Sunny memegang perutnya dan “Euuu….”
Tanpa dia sadari dia bersendawa cukup keras di depan Seung Gi. Spontan dia menutup mulutnya dengan kedua tangannya dan wajahnya langsung memerah semerah-merahnya karna menahan malu.
Seung Gi hanya tersenyum kecil melihat tingkah Sunny yang benar2 polos dan apa adanya itu.
“Mianhaeyo oppa..” Sunny menundukkan kepalanya.
“Sudahlah ayo kita pulang” Seung Gi beranjak dan langsung menuju kasir untuk membayar biaya tagihannya. Sunny sempat memberikan uang untuk makanan yang dia makan, tapi Seung Gi menolaknya. “Tidak ada di kamus hidupku wanita mentraktirku makan, sekalipun itu seorang teman”
Mendengar ucapan Seung Gi itu, Sunny hanya tersenyum tapi dalam hatinya benar2 kagum, itulah tipe pria idealnya.
***
Karna hari sudah mulai sore, Seung Gi pun mengantar Sunny ke rumah. Karna dia takut Yuri salah paham, jadi dia sengaja ikut turun dan menemui dulu yeojachingu nya itu.
“Annyeong chagia, aku sudah mengantar adikmu pulang dengan selamat” ucap Seung Gi pada Yuri yang membukakan pintu.
“Ah…jadi kau sudah bilang lebih dulu pada eonni kalau tadi kita….” ucap Sunny dan di potong oleh Yuri.
“Ehmm,,tadi oppa mengirimku pesan, dia minta ijin padaku untuk mengajakmu makan karna kalian tadi tidak sengaja bertemu di Bioskop, iya kan??” tanya Yuri memastikan.
“Oh,,syukurlah kalau kau sudah tau. Iya, tadi kami tidak sengaja bertemu di Bioskop”
“Baiklah, chagia, aku pulang dulu yah” Seung Gi mencium kedua pipi Yuri dan memeluknya.
“Eoh,,hati2 yobo…” Yuri melambai mesra ke arah Seung Gi.
Sunny lagi2 hanya bisa terdiam melihat kemesraan kakaknya dengan Seung Gi. Entah kenapa hatinya selalu tidak suka melihat pemandangan seperti itu.
“Yaak..kau tidak akan masuk??” Yuri membuyarkan lamunan Sunny.
“Ye…??? Ah,,ya aku masuk”
Malam hari….
Sunny baru selesai mandi dan sudah mengenakan pakaian tidurnya, dia duduk dikasurnya sambil mengeringkan rambutnya yang baru di keramas, dengan handuk.
“Sebenarnya ada apa denganku?? Kenapa belakangan ini perasaanku sering aneh seperti ini?? Dari awal aku melihatnya, aku terpesona melihat ketampanannya, dan saat aku melihat dia memeluk eonni dan mencium eonni, kenapa aku tidak suka??? Di tempat pemancingan tadi juga, aku dan dia sudah seperti orang yang lama mengenalnya, padahal kan kita baru bertemu beberapa hari yang lalu??? Tapi kenapa aku bahagia yah saat tadi bisa dekat dengannya??” ucap Sunny senyum2 sendiri.
“Aahhh..andwae Sunny-ah, dia adalah namjachingu eonni mu, jadi kau tidak boleh menyukainya. Andwae..andwae..andwae…” Sunny menggeleng-gelengkan kepalanya dan langsung membanting tubuhnya ke kasur empuknya itu.
Di tempat lain, Seung Gi pun merasakan hal yang sama. “Kenapa aku selalu terpesona saat melihat dia tersenyum seperti tadi??? Waktu dia bersendawa dengan keras, aku malah lucu melihatnya dan saat lidahnya kepanasan, mukanya juga sangat lucu, haha….Dan aku merasakan bahagia saat memancing dengannya??? Baru pertama kali aku melakukannya dan itu dengan dia??? Bukan dengan Yuri??? Daan..ah…itu adalah tempat yang pernah ingin aku kunjungi dengan orang yang special untukku, tapi selama ini aku tidak pernah sempat mengajak Yuri ke sana, tapi kenapa justru aku bisa ke sana dengan Sunny?? Apakaaahh…?? Yaaa..Seung Gi-ah, ada apa dengan dirimu?? Kau tidak mungkin menyukai wanita yang akan menjadi adik iparmu, kan??? Arrgghhtttt…..andwae..andwae…” ucap Seung Gi kesal dan membantingkan tubuhnya ke kasur. *ceritanya sehati nih sama Sunny, sama2 bantingin tubuh ke kasur, dan kaya di pelem2, suka di liatin di situasi yang sama tapi di tempat yang berbeda, lol…
1 minggu berlalu, 3 minggu berlalu, Sunny dan Seung Gi akhirnya bisa mengakrabkan diri. Karna Yuri yang sibuk dengan waktu kuliahnya dan belanjanya, jadi jarang keluar dengan Seung Gi, paling2 mereka bertemu saat Seung Gi menjemput dan mengantar Yuri pulang dari kampus. Saat Seung Gi ke rumahnya pun, kadang tiba2 Yuri harus pergi dan akhirnya Seung Gi ditemani Sunny di rumah.
Sampai suatu hari, Seung Gi tiba2 sakit, penyakit mag nya kambuh. Dan Seung Gi yang kebetulan sedang ada di rumah Sunny dan Yuri, namun Yuri sedang tidak ada di rumah, akhirnya Sunny membawa Seung Gi ke Rumah Sakit, karna dia cemas melihat Seung Gi yang sudah pucat dan berkeringat dingin.
Sesampainya di Rumah Sakit, Sunny langsung menelfon Yuri untuk mengabari berita itu. Dan Yuri cukup terkejut mendengarnya, dia yang sedang asyik belanja pun langsung menuju ke Rumah Sakit di mana Seung Gi di rawat. Saat Dokter sudah memeriksa keadaan Seung Gi, Dokter menyarankan agar Seung Gi jangan sampai telat makan, karna lambungnya sudah benar2 tipis dan jangan dulu memakan makanan yang pedas atau asam. Karna badan Seung Gi masih lemas sedangkan dia harus makan, akhirnya Sunny pun menyuapi Seung Gi. Karna Sunny agak gugup menyuapi Seung Gi, tangannya sempat gemetar dan menjatuhkan bubur itu meleber ke mulut Seung Gi, Sunny dengan cepat mengelapnya dengan tangannya. Dan spontan tangan Seung Gi pun sekarang menggenggam tangan Sunny yang ada di wajahnya. Mereka pun sempat terdiam, sampai akhirnya seseorang masuk ke dalam kamar itu.
“Apa yang sedang kalian lakukan??” Yuri tiba2 masuk dengan matanya yang memerah.
“Eonni-ah..”
“Chagia…”
Sunny langsung melepaskan tangannya dari genggaman Seung Gi.
“Chagia,,tunggu, aku bisa jelaskan padamu” ucap Seung Gi mencoba untuk bangun tapi tiba2 perutnya terasa sakit.
“Eonni-ah, semua ini tidak seperti apa yang kau pikirkan” Sunny menghampiri kakaknya itu dan menggenggam tangannya.
“Lepaskan….” Yuri menghempaskan tangan Sunny dengan kasar.
“Jadi selama ini, seperti ini yang kalian lakukan di belakangku,hah?? Oppa, aku tidak menyangka ternyata kau bisa mengkhianati hubungan kita yang sudah terjalin 4 tahun hanya karna kehadiran adikku yang baru beberapa minggu di sini. Dan kau Sunny-ah, aku benar2 menyayangimu sebagai adikku, tapi seperti ini balasanmu padaku, eoh??” bulir2 air mata mengalir di pipi Yuri.
“Eonni, mianhaeyo, tapi aku mohon dengarkan dulu penjelasanku”
“Anhi,,tidak ada lagi yang perlu kau jelaskan, aku sudah bisa mengerti semuanya” Yuri langsung berlari keluar dengan air matanya yang mengalir semakin deras.
Seung Gi mencoba untuk mengjearnya, tapi Sunny menahannya. “Oppa, kau tunggu saja di sini, biar aku yang mengejarnya” ucap Sunny yang juga sudah menangis.
“Eonni….Eonni-aaahh….” Sunny mengejar Yuri sambil menangis, tapi Yuri semakin mempercepat langkahnya dan langsung menyebrang. Dan tiba2…
Jegeeeeerrr….
Mendengar suara tabrakan di belakangnya, dan tidak mendengar lagi suara Sunny memanggil namanya, Yuri langsung menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang. Dia tersentak saat melihat tubuh adiknya dengan lumuran darah di kepalanya dan tergeletak di depan mobil yang sudah menabrak adiknya itu.
“Sunny-ah….” Yuri pun langsung berlari dan menghampiri Sunny, dia memeluk tubuh Sunny di pangkuannya.
“Sunny-ah, banguuun..Jangan tinggalkan eonni mu ini, Sunny-aaaaahhh..”
5 hari kemudian…
Setelah kecelakaan itu, Yuri langsung membawa Sunny ke Rumah Sakit di mana Seung Gi juga di rawat di sana. Jelas Seung Gi pun ikut cemas saat melihat keadaan Sunny yang kembali ke Rumah Sakit dengan keadaan tidak sadarkan diri dan berlumuran darah. Dan saat di periksa, untunglah luka Sunny tidak terlalu parah, dan dia hanya luka robek sedikit di dahinya dan kakinya. Selama Sunny di rawat di sana, Seung Gi pun sesekali menjenguk Sunny, meskipun sebenarnya dia ingin setiap hari menjenguk Sunny dan menemani Sunny sampai dia sembuh, tapi dia tau itu tidak mungkin,karna dia tidak ingin menyakiti hati Yuri, yeojachingunya. Tapi entah kenapa justru Seung Gi sudah benar2 merasa nyaman di dekat Sunny dan dia juga senang saat tau kalau akhirnya hari ini Sunny sudah boleh pulang.
“Kau istirahatlah, kata Dokter kau harus tetap meminum obatmu” ucap Yuro menyelimuti tubuh adiknya itu saat sudah sampai di rumah.
“Ehm..gomawo eonni, maaf karna aku sudah membuatmu cemas dan merepotkanmu” ucap Sunny sedih.
“Kau ini adikku, jadi sudah sepantasnya aku menjagamu”
Sunny terdiam, dia jadi semakin merasa bersalah pada kakaknya itu atas kejadian beberapa hari lalu saat dia memergoki Seung Gi tengah menggenggam tangannya di Rumah Sakit. Tapi selama 5 hari ini, Yuri tidak pernah mau membahas hal itu lagi. Dia akan menganggap semua yang dia lihat saat itu tidak pernah terjadi. Dan itulah yang semakin membuat Sunny merasa bersalah, begitu juga dengan Seung Gi.
3 hari setelah kepulangan Sunny dari Rumah Sakit, akhirnya dia memutuskan untuk kembali ke Inggris tinggal bersama orang tuanya. Karna saat mendengar kabar bahwa Sunny mengalami kecelakaan, orang tuanya menjadi sangat khawatir. Sunny pun langsung setuju, karna dia juga tidak ingin menjadi pengganggu hubungan kakaknya dengan Seung Gi.
Setelah Yuri mengantar Sunny ke Bandara, dia langsung pergi dengan alasan dia ada Kuis. Tapi ternyata Yuri berbohong, dia mengajak Seung Gi bertemu di Cafe biasa mereka bertemu.
“Aku sudah mengantar Sunny ke Bandara tadi” ucap Yuri tiba2 setelah dia bertemu dengan Seung Gi di Cafe itu.
“Benarkah?? Baguslah, maaf karna aku tidak bisa mengantar adikmu” jawab Seung Gi gugup dan memainkan sedotan yang ada di gelas minumannya.
“Kau ingin mengantarnya ke Bandara, kan??” Yuri menatap Seung Gi dalam.
“Hahaha..kau ini bicara apa, kan aku sudah bilang au tidak bisa mengantarnya” Seung Gi memaksakan senyumannya.
“Kau bukan tidak bisa mengantarnya ke Bandara, tapi kau takut untuk melihatnya pergi, iya kan??”
“…..” Seung Gi terdiam, dia tidak mampu menjawab pertanyaan Yuri yang memang benar seperti itu.
“Oppa..akutau, aku bisa melihatnya dengan jelas saat kau menatap Sunny dan menggenggam tangannya di Rumah Sakit saat itu, kau juga begitu cemas melihat keadaan Sunny saat kau tau dia kecelakaan, aku tau sebenarnya kau sangat ingin menemaninya di sana, kan saat itu?? Dan saat ini, kau juga pasti ingin berlari ke Bandara untuk menyusulnya, untuk menahannya pergi, iya kan??? Matamu itu mengatakan semuanya oppa, dan aku tidak tahan lagi melihatnya. Pergilah, susul dia, aku tau selama ini aku tidak pernah memberikan apapun yang kau butuhkan, aku tidak pernah ada di saat kau membutuhkanku, padahal kau selalu ada untukku saat aku membutuhkanmu, kau tidak pernah tersenyum bahagia saat bersamaku oppa, tapi kau bisa tertawa bebas saat kau bersama Sunny. Pergilah, jangan biarkan kau menyesal seumur hidupmu karna kau membohongi perasaanmu sendiri. Pergilah dan aku akan mersetui kalian” mata Yuri memerah menahan air matanya.
“Yuri-ah, apa kau yakin dengan semua ucapanmu?Kau…kau mengjinkan aku pergi menyusul Sunny??” Seung Gi mencoba meyakinkan lagi ucapan Yuri.
“Yah, aku sangat yakin, cepatlah pergi kau masih punya waktu setengah jam untuk bisa menyusulnya ke Bandara”
“Yuri-ah, choengmal mianhae dan gomawoyo Yuri-ah, gomawoyo….” Seung Gi langsung beranjak dan berlari keluar dari Cafe menuju ke Bandara.
Dan Yuri akhirnya tidak bisa membendung lagi air matanya yang tadi dia tahan saat melihat Seung Gi benar2 pergi meninggalkannya di sana dan menyusul Sunny ke Bandara.
Di Bandara Incheon….
Sunny berjalan menuju tempat pengecekan tiket, dia berjalan dengan langkah yang seolah berat, seolah dia ragu untuk meninggalkan Korea dan kembali ke Inggris. Dalam hatinya berharap Seung  Gi menyusulnya ke sana sekarang, tapi dia tau itu tidak mungkin. Tapi saat Sunny mempercepat langkahnya tiba2 seseorang berteriak memanggil namanya.
“Sunny-aaaaahh…” Sunny tersentak dan menghentikkan langkahnya namun dia tidak langsung menoleh ke arah orang yang memanggilnya itu. Dia hafal dengan suara orang itu, namun karna dia takut itu hanya khayalannya saja.
“Sunny-aaaaah..” tapi Sunny merasa suara itu benar2 jelas di telinganya dan akhirnya dia menoleh dan melihat sosok yang sangat dia harapkan benar2 ada di sana dan sekarang sedang berlari ke arahnya.
Dalam beberapa detik Seung Gi sekarang sudah ada di hadapan Sunny dengan nafas terengah-engah.
“Oppa…kenapa kau ke sini??” dia kaget dan tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya karna Seung Gi benar2 menyusulnya ke Bandara.
“Sunny-ah, aku mohon jangan pergi, masih banyak yang ingin aku lakukan bersamamu dan masih banyak yang ingin aku ucapkan padamu” ucap Seung Gi menggenggam kedua tangan Sunny.
“Sunny-ah, aku ingin memancing bersamamu lagi, aku ingin nonton bioskop horror lagi denganmu, aku juga ingin di suapi makan olehmu setiap hari, aku ingin melihat kecerobohan2 mu yang selalu bisa membuatku tertawa”
“Oppa,,tapi itu sangat memalukan bagiku” Sunny tersipu malu.
“Anhi, di matakku kecerobohanmu itu adalah obat penghibur bagiku, dengan kecerobohanmu aku bisa tertawa lepas dan tidak merasakan beban apapun”
“Jinja??”
“Ehm…” Seung Gi mengangguk mantap.
“Jadi semua ini yang ingin kau katakan padaku?”
“Anhi..masih ada 1 hal lagi yang ingin aku ucapkan, tolong dengarkan baik2″ Sunny memasang baik2 telinganya.
“Sunny-ah, sebenanya selama 3 bulan ini aku mengenalmu, aku benar2 merasa nyaman dan aku tidak pernah merasa sebahagia ini ketika bersama kakakmu, jadii..”
“Jadi..??” jantung Sunny harap2 cemas menunggu Seung Gi meneruskan kata2 nya.
“Jadi aku hanya ingin mengatakan, I Love U…”  Seung Gi berbisik di telinga Sunny dan membuat bulu kuduk Sunny beridiri karna terharu.
“Oppa, apakah aku tidak salah dengar dengan apa yang kau bisikkan barusan padaku??”
“Anhi…aku akan mengatakannya sekali lagi, Sunny-ah aku mohon jangan pergi dan tetaplah di sini bersamaku karna aku membutuhkanmu dan aku mencintaimu”
“Oppa…” Sunny langsung memeluk Seung Gi dengan kakinya yang jinjit, karna memang Seung Gi jauh lebih tinggi darinya.
Seung Gi membalas pelukan Sunny lebih erat, mereka pun berpelukan dalam beberapa menit dan semua orang sekarang melihat ke arah mereka. Sunny tidak memperdulikan suara operator yang mengatakan bahwa pesawat menuju Inggris akan segera take off karna memang tiket  yang ada di tangannya sekarang pun sudah tidak berguna lagi, dia tidak akan pergi ke Inggris untuk meninggalkan laki2 yang sangat dia cintai.
“Sunny-ah..” Seung Gi melepaskan pelukannya dan menatap Sunny lekat.
Sunny hanya terdiam dan sekarang dia semakin bisa mendengar nafas Seung Gi karna wajah Seung Gi terus mendekat, Sunny langsung menutup kedua matanya, jantungnya berdegup kencang melebihi batas normal dan saat dia mulai merasakan nafas Seung Gi yang semakin jelas, tiba2…
Ceguk…ceguk…
Spontan Sunny yang sudah menutup matanya langsung membukanya lagi dan Seung Gi yang sudah siap untuk mendaratkan ciuman di bibir Sunny pun tampak kecewa karna dia tidak berhasil melakukannya.
“Sunny-ah, gwaechana?”
“Oppa mianhaeyo, ada satu hal yang mungkin belum kau ketahui” Sunny memasang wajah penuh rasa bersalah karna pasti sudah membuat Seung Gi kecewa.
“Mwo??”
“Jika aku sedang gugup, maka aku akan tiba2 cegukan seperti ini” cegukan Sunny masih belum berhenti juga.
“Mwo?? Hah..jika terus seperti ini aku tidak akan pernah bisa melakukannya padamu” Seung Gi mengeluh.
Melihat Seung Gi yang tampaknya benar2 kecewa dan Sunny benar2 merasa bersalah, akhirnya dengan mengumpulkan segenap keberaniannya dalam hitungan detik Sunny mendaratkan kecupan di bibir Seung Gi.
“Yaaakk, kau curang, tadi aku mau melakukannya padamu kau malah tiba2 cegukan, barusan kau malah melakukannya padaku tanpa bilang2. Yaakk..sini biar aku juga melakukannya padamu, supaya kita impas”
“Anhi oppa,shiro..” Sunny langsung lari dan Seung Gi mengejarnya dan terjadilah moment seperti dalam film2 India, yang suka kejar2 an di taman tapi ini versi kejar2 an di Bandara, lol
~ The End ~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar