Kamis, 05 September 2013

From Dooliers Indonesia


Yeoja in My House (Oneshoot)


Yeoja on My House
Yimh
Author : Choi Yuki
Type : Oneshoot
Genre : Romance
Rating : PG 16
Main Cast : Park Shin Hye, Jung Yong Hwa
Disklaimer : cerita & plots nya milik author. Sementara nama-nama yang dipakai hanya meminjam untuk keperluan cerita saja. Jadi mohon maaf kalau tidak berkenan di hati readers dengan karakternya. Hope you like my story & don’t copy paste without permission :)

*****
Seoul, Winter 2011
Hari masih pagi, tapi seorang pria berusia 22 tahunan berjalan dengan semangat. Ia sedang mencari pekerjaan tambahan untuk biaya kuliahnya ditengah dinginnya winter. Disaat semua orang bersiap merayakan tahun baru masehi, pria ini masih melawan dinginnya suhu dengan mantelnya di tengah sepinya kota.
“Jung Yong Hwa, ini bukan saatnya untuk menyerah” ucapnya berusaha menyemangati dirinya sendiri. Ketika melewati toko musik, ia berhenti didepan kaca jendelanya yang besar dan menatap piano yang terpajang disana. Ia tersenyum lembut lalu menutup matanya dan menggerakkan jemarinya seolah ia sedang bermain piano.
Jung Yong Hwa, seorang pria yang bertahan hidup di Seoul, jauh dari keluarganya di Busan. Pria yang berusaha mendapatkan pendidikan yang tinggi supaya memudahkannya mencari pekerjaan yang baik agar keluarganya bisa hidup lebih baik. Seorang pria yang memiliki cita-cita tinggi, seorang pria yang percaya bahwa pendidikan bukan cuma hak orang-orang kaya. Dan itulah yang ia buktikan dengan statusnya sekarang sebagai mahasiswa jurusan Akuntansi di Universitas Nasional Seoul, universitas terbaik di Korea.
*****
Seorang gadis cantik menuruni anak tangga rumahnya yang mewah. Ia berjalan lesu, menatap seisi rumahnya yang sepi.
Ketika hendak makan, eomma dan appanya berjalan keluar dari kamar mereka.
“Yya! Jelaskan padaku. Sms dari siapa ini?” Tanya eommanya keras.
“Sudah kubilang, itu mitra kerja” jawab appanya.
“Mitra kerja? Mitra kerja macam apa yang mengajak bertemu diatas jam 9 malam.” Ucap eommanya tajam.
“Buanglah pikiranmu yang kotor itu. Memangnya kenapa jika malam-malam. Kau tidak perlu tau, yang penting kau mendapat uang banyak untuk kebutuhan belanjamu itu kan” ucap appanya tajam.
“Mwo? Kau kira aku hanya ingin uang?”
“Ah ya aku lupa, tidak hanya uang untuk belanja, tapi buat membayari teman-teman priamu itu kan” ucap appa.
“Apa maksudmu? Jelas-jelas kau yang selingkuh dibelakangku” mereka berdua terus bersitegang, tidak ada 1 pun yang mau mengalah meskipun mereka melihat Shin Hye.
“Selalu saja seperti itu” Shin Hye tidak jadi memakan sarapannya lalu berjalan keluar rumah tanpa membawa mobil kesayangannya. Yeoja itu berjalan di jalanan kota, melawan dinginnya winter. Ia lalu duduk di depan toko musik dan menangis pelan.
“Sampai kapan sih mereka seperti itu? Aku bosan melihat mereka terus bertengkar” Shin Hye semakin terisak.
“Agassi.. Gwenchana?” Shin Hye mengangkat wajahnya ketika melihat seorang pria sudah berdiri didepannya dan bertanya kepadanya. Shin Hye kembali menunduk dan menangis.
“Agassi…” Pria itu jongkok didepannya dan memberikan sapu tangan miliknya. Shin Hye mengambilnya lalu berdiri dan meninggalkan pria itu. Tanpa Shin Hye sadari, pria itu membuntutinya masuk kedalam sebuah bar.
Shin Hye memesan beberapa botol minuman lalu meminumnya. Pria itu akhirnya menghampirinya dan mengambil botol minumannya.
“Yya.. Kembalikan” ucap Shin Hye.
“Tidak. Ini masih pagi dan kau sudah minum-minum seperti ini?” Ucap pria itu.
“Bukan urusanmu! Kembalikan” Shin Hye berusaha mengambil minumannya tetapi ia sudah semakin kehilangan kesadarannya. Pria itu refleks menangkap Shin Hye.
“Ini jadi berapa semuanya?” Tanya pria itu.
“100 ribu Won” jawab pelayan.
“Mwo? Astaga..” Pria itu mengeluarkan uang 100 ribu dari dompetnya yang tipis dan memberikan kepada pelayan. Dia kemudian menaikkan Shin Hye kepunggungnya dan membawanya menuju kontrakannya.
Sesampainya dikontrakannya, ia membaringkan tubuh Shin Hye di tempat tidurnya lalu membuka sepatu Shin Hye dan mantelnya. Ia menyelimuti Shin Hye dengan selimut dan segera mengambil kompresan agar yeoja itu tidak terlalu pusing saat terbangun.
Sembari menunggu Shin Hye terbangun, pria itu membereskan kontrakannya lalu mencuci pakaiannya diluar dan belanja keperluan masak. Ketika ia kembali, yeoja yang ditolongnya tengah terduduk sambil memegangi kepalanya. Ia segera menyimpan belanjaannya dan menghampiri Shin Hye.
“Kepalamu sakit? Berbaring saja” ucap pria itu.
“Kau siapa?” Tanya Shin Hye.
“Ah ya, aku Jung Yong Hwa. Aku mengikutimu sejak kau menangis di depan toko karena khawatir. Aku membawamu kemari karena tidak tau rumahmu. Kau sendiri siapa?” Tanya pria yang ternyata adalah Yong Hwa.
“Park Shin Hye” jawab yeoja itu pelan lalu menangis kembali mengingat masalah dirumahnya. Yong Hwa yang iba duduk disamping ranjang dan menyeka air mata Shin Hye dengan tissue.
“Shin Hye, gwenchana? Kau bisa bercerita kepadaku” ucap Yong Hwa. Shin Hye tidak menjawab lalu memeluk Yong Hwa. Pria itu membulatkan matanya karena terkejut. Mendengar Shin Hye yang semakin terisak dibahunya, Yong Hwa menjadi iba lalu mengusap punggung Shin Hye lembut.
Setelah Shin Hye lebih tenang, Yong Hwa menyuruhnya berbaring lagi agar sakit kepalanya hilang. Sementara itu, Yong Hwa menyiapkan makanan untuk makan siang mereka. Setelah selesai memasak, Yong Hwa memberikan sepiring makanannya kepada Shin Hye. Yeoja yang tidak sempat sarapan itu langsung memakannya dengan lahap.
“Kau seperti orang yang tidak makan berhari-hari” ucap Yong Hwa dengan senyuman di wajahnya.
“Menangis membuat energiku terkuras banyak. Aku jadi kelaparan” jawab Shin Hye. Yong Hwa tertawa kecil mendengarnya.
“Yong Hwa-ssi. Tadi kau membayarkan minuman yang kupesan?” Tanya Shin Hye. Yong Hwa mengangguk.
“Berapa semuanya? Aku akan menggantinya, juga makanan ini. Aku sudah banyak merepotkanmu” ucap Shin Hye.
“Jangan dipikirkan, aku tidak ingin kau mengembalikannya. Dan jangan sungkan, makan saja, aku sengaja memasak sebanyak ini untuk kita berdua” ucap Yong Hwa.
“Gomawo.. Padahal kau tidak mengenalku..” Ucap Shin Hye.
“Aku paling tidak tahan membiarkan wanita menangis.” Jawab Yong Hwa. Ketika ia menoleh kearah kendela, terlihat salju mulai turun.
“Ah, jemuranku” Yong Hwa segera berlari keluar. Shin Hye mengikutinya.
“Kau menjemur di musim dingin?” Shin Hye membantu mengangkat baju-baju Yong Hwa.
“Aku tidak punya mesin cuci.” Jawab Yong Hwa.
“Eh? Agassi jangan ambil itu…” Yong Hwa segera mengambil pakaian dalamnya yang hendak diambil Shin Hye.
“Kenapa?” Tanya Shin Hye.
“Ini milik pribadiku.” Jawab Yong Hwa dengan wajah yang memerah. Shin Hye tersenyum tipis. Mereka kemudian membawa baju-baju tersebut kedalam kontrakan, Shin Hye yang tidak hati-hati terjatuh karena tersandung kakinya sendiri. Yong Hwa segera membantunya berdiri dan tersenyum. Mereka lalu menghangatkan diri didekat pemanas.
“Kau tinggal sendiri?” Tanya Shin Hye. Yong Hwa mengangguk.
“Aku merantau dari Busan untuk kuliah dan sekarang sedang mencari pekerjaan sambilan agar orangtuaku tidak perlu sulit memikirkan biaya kuliahku” ucap Yong Hwa.
“Kau anak yang baik” puji Shin Hye.
“Kau sendiri?”
“Aku tinggal di Seoul sejak kecil. Tinggal didalam neraka” ucap Shin Hye.
“Eh?”
“Orangtuaku selalu bertengkar dirumah, karena itulah aku menangis dan minum-minum hari ini” ucap Shin Hye. Yong Hwa menatapnya lekat dan memberikan tissuenya lagi kepada Shin Hye. Shin Hye mengerutkan dahinya.
“Siapa tau kau ingin menangis lagi” ucap Yong Hwa. Shin Hye tersenyum lalu memukul lengan Yong Hwa.
“Kau mau kuantar pulang nanti? Diluar salju kan sudah mulai turun” tawar Yong Hwa.
“Aku tidak akan pulang” jawab Shin Hye lemah.
“Mwo? Lalu kau mau kemana?” Tanya Yong Hwa khawatir.
“Molla.. Kemana sajalah” jawab Shin Hye.
“Aigoo.. Kau ini wanita, berbahaya jika terluntang-lantung dijalan. Sudahlah, jika kau memang belum mau pulang, kau disini saja” ucap Yong Hwa.
“Mwo?”
“Aku tidak akan macam-macam. Aku tidur dibawah, kau tidur diatas” ucap Yong Hwa.
“Kau sudah banyak membantuku.. Aku terlalu merepotkanmu jika menerima” ucap Shin Hye.
“Yang harus kau pikirkan adalah keselamatanmu. Jangan pikirkan yang lain, aku tidak merasa kerepotan” ucap Yong Hwa. Shin Hye mengangguk pelan.
Malamnya, Yong Hwa berdiri diluar kontrakannya yang berada di lantai 4. Ia termenung menatap pemandangan kota. Shin Hye menghampirinya.
“Dari sini, ternyata kota terlihat lebih indah. Jauh lebih baik daripada pemandangan dari rumahku” ucap Shin Hye. Yong Hwa tersenyum lalu membuka jaketnya dan memasangkannya kebadan Shin Hye.
“Suhunya dingin. Aku tidak mau kau sakit” ucap Yong Hwa. Shin Hye menatap Yong Hwa lekat.
“Kenapa kau sangat baik kepadaku? Kita bahkan baru saling mengenal” tanya Shin Hye.
“Karena aku tau kau orang baik” jawab Yong Hwa.
“Kau lebih baik dari aku”
***
Setelah malam cukup larut, mereka tertidur didalam rumah. Yong Hwa tidur dibawah dengan beralaskan selimut, sementara Shin Hye diatas ranjang. Shin Hye yang terbangun tengah malam lalu menatap wajah Yong Hwa. Ia menyelimutinya dengan selimut yang menyelimuti tubuhnya.
“Gomawo” ucap Shin Hye pelan. Ia lalu kembali tertidur.
Ketika Shin Hye terbangun dari tidurnya di pagi hari, dia tidak melihat Yong Hwa disana dan tubuhnya sudah dibalut oleh selimut lagi.
“Yong Hwa…” Shin Hye mencoba mencari Yong Hwa. Ia berhenti ketika melihat sebuah note dan makanan di atas meja.
Shin Hye, aku ada kuliah pagi, jadi tidak sempat menunggumu bangun. Aku sudah menyiapkan sarapan untukmu, jika kau mau ganti pakaian, aku sudah menyiapkan pakaianku untukmu. ~Yong Hwa
Shin Hye senyum-senyum sendiri mendapatkan perhatian yang sangat baik dari namja yang baru dikenalnya. Ia lalu memakan sarapan yang sudah disiapkan Yong Hwa untuknya.
*****
Sore harinya, Yong Hwa baru pulang ke kontrakannya. Dilihatnya Shin Hye masih memakai baju miliknya. Shin Hye asyik memasak sesuatu.
“Kau memasak apa?” Tanya Yong Hwa.
“Masak bulgogi. Anggap saja ini sebagai bentuk terimakasihku. Aku tidak pernah memasak untuk pria manapun” ucap Shin Hye.
“Jinjja? Gomawo..”
“Hmm”
Mereka berdua kemudian makan bersama, Yong Hwa sangat menikmati masakan Shin Hye yang enak. Ia makan semuanya dengan lahap.
“Aku tadi membereskan buku-buku di kamarmu dan melihat buku musik, kau bisa bermain musik ya?” Tanya Shin Hye.
“Aku bisa memainkan piano” jawab Yong Hwa.
“Jeongmal? Ah, aku rasa aku bisa membantumu mendapatkan pekerjaan” ucap Shin Hye semangat.
“Benarkah? Dimana?”
“Besok saja kita kesana. Kau akan tau sendiri nanti” ucap Shin Hye.
“Hmmm.. Baiklah.. Ah ya, orangtuamu tidak akan khawatir jika kau tidak pulang?” Tanya Yong Hwa.
“Aku bahkan ragu kalau mereka masih mengingatku. Mereka jarang melihatku ada. Biarlah, jika mereka mencariku, aku sangat bersyukur” ucap Shin Hye.
“Kau tidak kuliah?” Tanya Yong Hwa.
“Biarkan saja”
“Aigoo.. Setidaknya kuliahmu harus tetap berjalan. Jika kau belum mau pulang, aku tidak keberatan kau disini terus, tapi untuk kuliah, tolong pikirkan lagi. Tidak banyak orang yang beruntung seperti kita yang bisa kuliah” ucap Yong Hwa. Shin Hye terdiam dan merasa bersalah kepada Yong Hwa. Ia tau, sikapnya ini mungkin menyakiti hati Yong Hwa yang sudah susah payah berjuang untuk kuliah, sementara ia yang bisa kuliah tanpa memikirkan apapun justru menyia-nyiakannya.
“Yong Hwa mianhe”
“Untuk apa meminta maaf padaku?”
“Karena aku terlalu menyepelekan kuliah, sementara kau berjuang keras demi itu” ucap Shin Hye.
“Jangan meminta maaf padaku, cukup lanjutkan saja kuliahmu.” Yong Hwa mengacak rambut Shin Hye. Yeoja itu tersenyum dan mengangguk.
“Yong Hwa..”
“Hmmm”
“Berada didekatmu rasanya nyaman sekali, padahal kita baru kenal 2 hari” ucap Shin Hye.
“Apa karena aku ini menarik?” Tanya Yong Hwa. Shin Hye tertawa kecil mendengarnya. Yong Hwa tersenyum melihat wajah ceria yeoja didepannya itu.
“Akhirnya aku bisa melihat wajah ceriamu” ucap Yong Hwa senang. Shin Hye terdiam lalu menatap lekat pria yang masih menikmati masakannya itu.
*****
Shin Hye berjalan keluar kelasnya. Ia berjalan dengan semangat menuju gerbang kampus, tempat ia berjanji bertemu Yong Hwa. Pria itu sengaja datang ke kampusnya meskipun mereka berbeda kampus karena Shin Hye akan membawanya ketempat yang menerima pekerjaan part time.
Ketika sampai di gerbang, kedua orang tuanya mencegat Shin Hye. Yeoja itu terkejut melihat kedua orangtuanya.
“Kemana saja kau semalam? Kau tidak pulang? Menginap dimana?” Tanya eommanya keras.
“Aku kira kalian sudah melupakanku” ucap Shin Hye.
“Mwo? Dimana sopan santunmu kepada kami orang tuamu?” Tanya eomma.
“Ini karena kau yang tidak becus mendidiknya. Jangan salahkan dia” ucap appa.
“Aku? Selalu aku lagi yang kau salahkan. Kau sendiri jarang ada dirumah, tidak pernah mendidik anakmu dengan benar” ucap eomma tegas. Semua orang yang ada disana memperhatikan mereka yang terus bertengkar.
“Sudah cukup! Aku muak!” Shin Hye menahan air matanya dan berlari menjauhi mereka. Kedua orangtuanya tidak sempat menahan Shin Hye. Yong Hwa yang melihat semuanya sejak awal, segera berlari mengejar Shin Hye.
“Shin Hye..” Panggil Yong Hwa. Yeoja itu terus berjalan cepat.
“Shin Hye..” Yong Hwa menahan lengan Shin Hye, tetapi yeoja itu menepisnya.
“Jangan ikuti aku. Jangan lihat aku. Si bodoh ini sedang menangis sekarang” ucap Shin Hye. Yong Hwa menarik lengannya lebih kencang dan memeluk tubuh Shin Hye.
“Jika memang kau menangis, menangislah dibajuku agar tidak terlihat oleh orang lain” ucap Yong Hwa. Shin Hye semakin terisak di dada Yong Hwa.
“Mereka babo. Datang ke kampusku hanya untuk bertengkar. Apa tidak cukup hanya aku saja yang melihat?” Isak Shin Hye.
“Gwenchana.. Aku mengerti perasaanmu. Menangislah, ada aku disini” Yong Hwa mengusap rambut Shin Hye dengan lembut.
***
Mereka tiba di sebuah gedung. Yong Hwa takjub melihat banyak alat musik didalamnya.
“Ini tempat apa?” Tanya Yong Hwa.
“Gedung perkumpulan klub orkestra. Kau bilang kau bisa bermain piano kan” ucap Shin Hye. Yong Hwa langsung menghentikan langkahnya.
“Wae?”
“A-aku tidak percaya diri” jawab Yong Hwa.
“Kau pasti bisa”
“Ta-tapi…”
“Anggap saja kau sedang bermain sendiri. Kajja. Geun Suk sunbae pasti sudah menunggumu” ucap Shin Hye.
“Shin Hye, anyeong. Lama tidak bertemu” Geun Suk menyalami Shin Hye.
“Anyeong sunbae, dia Yong Hwa, yang kuceritakan padamu” ucap Shin Hye.
“Ah, Jang Geun Suk imnida” Geun Suk mengulurkan lengannya.
“Jung Yong Hwa imnida” Yong Hwa menyambut lengan Geun Suk.
“Ayo, coba kau mainkan piano.” Pinta Geun Suk. Shin Hye menggenggam lengan Yong Hwa dan menatapnya lembut. Yong Hwa tersenyum berjalan kearah piano.
Yong Hwa mulai menekan tuts nya dalam C minor, memainkan salah satu karya terbaik Ludwig Van Beethoven yang berjudul “Moonlight Sonata” (haduh, ini salah 1 karya LvB favoritnya author sepanjang masa :D ). Ia memainkan pianonya dengan penuh perasaan, seolah ia dan piano adalah 1 bagian yang yang tidak terpisahkan. Shin Hye sendiri sampai merinding mendengarnya. Belum pernah ia mendengar lantunan piano sedalam ini. Yong Hwa terus memainkan lagunya sampai selesai. Geun Suk segera menghampirinya dan memeluknya erat.
“Kaulah orang yang sedang kami cari” Geun Suk menepuk punggung Yong Hwa. Shin Hye tersenyum dan mengacungkan jempolnya kearah Yong Hwa..
***
“Nah, sudah kubilang kan.. Kau pasti bisa” ucap Shin Hye
“Hmm, gomawo Shin Hye”
“Tidak perlu berterimakasih, itu memang kau sendiri yang berbakat. Kau pasti sudah lama bermain piano ya” ucap Shin Hye.
“Sejak kecil.. Hanya mengandalkan pendengaranku saja, mendengarkan apa yang dimainkan orang lain lalu memainkannya.. Karena keluargaku tidak punya uang untuk aku mengikuti les. Baru saat SMA, aku belajar partitur-partitur, karna bagaimanapun kemampuan membaca partitur sangat dibutuhkan” ucap Yong Hwa
“Wah.. Aku jadi ingat Megumi-chan di manga Nodame Cantabile, ternyata memang benar-benar ada di kehidupan nyata ya, bukan hanya tokoh fiksi” ucap Shin Hye.
“Mungkin.. Tapi pendengaranku memang tajam. Aku tau semalam kau menangis dalam tidurmu” ucap Yong Hwa.
“Eh? Benarkah?” Tanya Shin Hye. Yong Hwa mengangguk.
“Kau pasti bermimpi yang tidak baik. Bagaimana jika sekarang kita makan eskrim? Kata orang, itu bisa membuat kita tenang.. Aku yang traktir” tawar Yong Hwa.
“Baiklah…”
“Kajja” Yong Hwa merangkul Shin Hye seakan dia adalah adiknya.
*****
Dihari-hari selanjutnya, Yong Hwa dan Shin Hye masih selalu bersama. Yong Hwa setiap hari mulai asyik berlatih untuk penampilan perdananya awal bulan nanti, Shin Hye dengan setia menemani Yong Hwa berlatih dan membawakannya makanan yang ia buat dirumah.
Yong Hwa pun tidak pernah mempermasalahkan jika Shin Hye masih menumpang di kontrakannya. Walaupun Shin Hye masih belum siap memperbaiki hubungannya dengan kedua orangtuanya, Yong Hwa tetap sabar memberinya pengertian.
“Kau mencucikan bajuku?” Tanya Yong Hwa. Shin Hye mengangguk.
“Aigoo.. Jangan melakukan itu lagi, biar aku mencuci sendiri saja” ucap Yong Hwa.
“Tidak bisa. Kau sudah lelah kuliah dan berlatih, sementara aku terus menumpang, uang tidak punya..” Ucap Shin Hye sedih. Yong Hwa duduk disampingnya lalu mengacak rambutnya.
“Dengarkan aku. Kau tidak perlu merasa sungkan, jangan anggap aku orang lain. Aku ini sudah seperti kakakmu kan?” Ucap Yong Hwa.
“Ah, ne… Kakak” Jawab Shin Hye dengan raut wajah yang sedih. Yong Hwa tersenyum.
“Atau mau kubilang aku ini sudah seperti suamimu kan?” Ucap Yong Hwa
“Eh? M-mwo?” Shin Hye terkejut dengan ucapan Yong Hwa.
“Hanya bercanda. Ayo makan” ajak Yong Hwa. Shin Hye mengangguk.
“Kau sangat pintar memasak. Kau benar-benar mengingatkanku pada ibuku. Ibuku pasti senang jika memiliki menantu sepertimu” ucap Yong Hwa.
“Yong Hwa-ya.. Jangan menggodaku terus” Shin Hye memukul lengan Yong Hwa. Yong Hwa tersenyum kecil.
“Baiklah, adik..”
“A-aku mencuci piring dahulu” Shin Hye membawa piringnya ke wastafel lalu mencuci semuanya. Ia kemudian berjalan kembali kearah Yong Hwa, baru setengah perjalanan, Shin Hye mendadak pusing dan kehilangan keseimbangan. Yong Hwa refleks menangkapnya dan membuatnya terlebih dahulu mendarat di lantai.
“Shin Hye..” Yong Hwa menepuk lengan Shin Hye, yeoja itu berada diatasnya sekarang. Yong Hwa sedikit mengangkat tubuh Shin Hye dan menyadari Shin Hye demam. Ia lalu mengankat tubuh Shin Hye menuju tempat tidur dan mengompresnya . Yong Hwa menjaga Shin Hye semalaman penuh. Sehingga ketika Shin Hye terbangun di pagi harinya, Shin Hye melihat Yong Hwa tidur dengan posisi terduduk disamping ranjang. Shin Hye bangun lalu duduk disamping Yong Hwa dan menyandarkan kepalanya ke kasur seperti yang Yong Hwa lakukan. Ia menatap wajah Yong Hwa lekat lalu tersenyum.
“Untuk apa memandangi orang tidur?” Tanya Yong Hwa sembari membuka matanya. Shin Hye pura-pura memejamkan matanya. Yong Hwa mengangkat kepalanya lalu memegang dahi Shin Hye.
“Jangan terlalu lelah., kalau kau sakit, aku tidak akan tenang berlatih” ucap Yong Hwa lalu mengangkat Shin Hye kembali ketempat tidur.
“Yong Hwa..”
“Hmm”
“Kita ini laki-laki dan perempuan. Tinggal di 1 atap. Tidak pernahkah kau berpikir macam-macam?” Tanya Shin Hye.
“Kau perempuan? Jinjja? Ah, tau begitu aku sudah lama menyentuhmu” ucap Yong Hwa.
“Yya..!”
“Bercanda. Kau terlalu berharga. Aku mana mungkin menyentuhmu.” Ucap Yong Hwa. Shin Hye tersenyum senang lalu mencium pipi Yong Hwa sekilas.
“Justru kau yang menyentuhku” Yong Hwa memegangi pipinya.
“Itu karena aku adikmu” Shin Hye menjulurkan lidahnya.
“Ckckck.”
“Yong Hwa.. Bisakah aku diajari piano?” Tanya Shin Hye.
“Tentu saja. Kau mau kuajari sekarang? Kajja” ajak Yong Hwa. Mereka keluar kontrakan, lalu berjalan menuju gedung musik dan memasuki ruangan tempat Yong Hwa berlatih belakangan ini.
Yong Hwa menyuruh Shin Hye duduk disampingnya, yeoja itu menurut. Yong Hwa mulai mengajari Shin Hye bermain, Shin Hye tampak antusias mempelajarinya.
“Ah, susah sekali” ucap Shin Hye frustasi
“Itu hanya karena kau belum terbiasa saja” ucap Yong Hwa.
“Mungkin aku yang tidak berbakat..”
“Tidak juga, kau pasti bisa… mm, kau mau memainkan lagu kesukaanku saat kecil?” Tanya Yong Hwa.
“Lagu apa itu?”
“Taruh saja jemarimu diatas jemariku. Kita bermain bersama” ucap Yong Hwa. Shin Hye menurut dan meletakkan jemarinya diatas jemari Yong Hwa. Mereka memainkan piano dengan lembut..
*****
Shin Hye kembali ke kontrakan Yong Hwa, ia melihat kedua orang tuanya sudah berada disana dengan beberapa polisi. Shin Hye mengerutkan keningnya lalu menghampiri mereka.
“Ayo pulang. Kami sudah tau kau tinggal bersama pria” ucap eomma.
“Memangnya kenapa? Aku tidak pernah berbuat macam-macam” ucap Shin Hye.
“Jika kau tidak mau pulang, kami akan melaporkan teman priamu itu atas pelaporan melarikan anak gadis orang lain” ucap appa.
“Mwo? Yong Hwa tidak seperti itu. Akulah yang meminta ingin tinggal disini” ucap Shin Hye. Beberapa saat kemudian, Yong Hwa muncul. Ayah Shin Hye segera memerintahkan polisi menangkap Yong Hwa.
“Baiklah! Aku akan pulang! Tapi lepaskan Yong Hwa” pinta Shin Hye dengan setengah terisak. Ayah Shin Hye segera memerintahkan polisi untuk melepas Yong Hwa yang masih bingung dengan apa yang terjadi di kontrakannya.
Shin Hye berlari kearah Yong Hwa lalu memeluknya erat dan menangis. “Aku akan pulang agar kau tidak kerepotan lagi.. Setelah ini kau harus menjaga pola makan mu ya.. Jangan sering memasak ramen..” Ucap Shin Hye.
“Kau benar-benar akan pulang?” Tanya Yong Hwa. Shin Hye mengangguk.
“Tapi kita bisa tetap bertemu kan?” Tanya Yong Hwa.
“Kami tidak akan membiarkannya menemuimu” ayah Shin Hye menarik anak gadisnya dengan paksa lalu meninggalkan tempat tersebut. Yong Hwa berdiri mematung di posisinya.
***
“Kenapa appa sejahat itu kepada Yong Hwa?” Tanya Shin Hye kesal. Mereka duduk di ruang keluarga rumah Shin Hye.
“Kau tidak pantas bergaul dengan pria seperti itu” jawab ayahnya tegas.
“Wae?”
“Kau ini tau kan, kita orang berkelas. Dan kau malah tinggal di tempat seperti itu? Kau ingin membuat appa malu?” Tanya ayahnya.
“Eomma tidak mempermasalahkan dengan siapa kau bergaul. Hanya saja eomma rasa tidak pantas kau tinggal dengan pria yang bukan suamimu.. Mengertilah, eomma hanya khawatir. Kau boleh menemuinya lagi jika kau memang benar-benar menyukainya” ucap eommanya. Shin Hye menghela nafasnya sedih.
“Tidak bisa!” Sanggah ayahnya.
“Wae? Karena dia bukan anak pengusaha sepertimu?” Tanya eomma.
“Shin Hye harus berada di lingkungan yang pantas untuknya. Dan pria miskin seperti itu tidak cocok bergaul dengan putriku!”
“Appa.. Yong Hwa memang miskin tapi hatinya lebih kaya daripada appa dan eomma. Dia lebih menghargai keberadaanku” ucap Shin Hye kesal. Ayahnya langsung menampar pipinya keras. Eomma terkejut dan segera memeluk Shin Hye.
“Cukup kau menyakitiku saja. Tapi jangan putriku” ucap ibunya terisak. Ayahnya terkejut dengan apa yang ia lakukan kepada anak satu-satunya tersebut.
“Tanganmu.. Itu seharusnya melindungiku seperti tangan Yong Hwa appa.. Terimakasih” Shin Hye melepas pelukan ibunya dan berlari kekamarnya.
“Kau sudah puas?” Eomma bertanya ketus kepada appa lalu meninggalkannya sendiri.
*****
Yong Hwa kembali dengan aktivitasnya berlatih untuk pertunjukan minggu depan. Bersama dengan Geun Suk yang memainkan biola, Yong Hwa berlatih keras untuk menunjukkan kemapuan terbaiknya nanti.
“Shin Hye sudah pulang kerumah?” Tanya Geun Suk. Yong Hwa mengangguk.
“Aku jadi khawatir jika dia terus melihat ahjussi dan ahjumma bertengkar” ucap Geun Suk.
“Akupun begitu.. Tapi aku tidak punya hak untuk melarangnya.. Mereka orangtuanya, aku bukan siapa-siapanya” ucap Yong Hwa.
“Kau menyukai Shin Hye?” Tanya Geun Suk.
“Eh?”
“Maksudku menyukai lebih dari sekedar hubungan kakak-adik”
Yong Hwa terdiam sejenak untuk berpikir. Geun Suk menepuk bahunya.
“Ayo berlatih saja. Nanti saja kau pikirkan ucapanku tadi” ucap Geun Suk.
***
Yong Hwa berbaring di tempat tidurnya yang sudah hampir 1 bulan ini tidak ia tiduri karena sudah menjadi tempat tidur Shin Hye. Ia masih merasakan harum Shin Hye di tempat tidurnya, di bantalnya, selimutnya.. Yong Hwa memejamkan matanya,
“Maksudku menyukai lebih dari sekedar hubungan kakak-adik”
Kata-kata Geun Suk terus terngiang di pikirannya. Yong Hwa mengusap dahinya lalu berjalan menuju dapur karena perutnya lapar. Dilihatnya celemek yang biasa dipakai Shin Hye. Yong Hwa mencoba memakainya.
Flashback
“Darimana kau mendapatkan itu?” Tanya Yong Hwa ketika melihat Shin Hye memakai celemek bergambar karakter simpson.
“Ini? Aku membelinya di pasar saat belanja tadi.. Baguskan..?” Tanya Shin Hye.
“Kau terlihat seperti ibu muda dengan itu.” Ucap Yong Hwa.
“Lalu kau yang menjadi ayah muda?”
“Boleh.. Lalu dimana anak kita?” Tanya Yong Hwa
“Ini” Shin Hye menunjukkan daging sapi.
“Mwo? Jadi kau mau memakan anakmu sendiri?” Tanya Yong Hwa tidak percaya.
“Bercanda.. Kalau begitu anak kita masih disini saja” ucap Shin Hye menunjuk perutnya.
“Baiklah..” Yong Hwa berlutut dan menyandarkan kepalanya diperut Shin Hye.
“Bayi, appa saat ini sedang memeriksa ibumu apa pikirannya masih sehat atau tidak. Appa rasa tidak..” ucap Yong Hwa. Shin Hye memukul kepala Yong Hwa dengan spatula. Yong Hwa hanya tertawa melihat Shin Hye yang menekuk wajahnya.
Flashback End
Yong Hwa senyum-senyum sendiri melihat celemek itu. Ia lalu mengambil ramen instan dari lemari. Dilihatnya sebuah kertas disamping cup-cup ramen tersebut.
Flashback
“Kau sedang apa?” Tanya Shin Hye
“Aku lapar, mau membuat ramen. Kau mau?” Tanya Yong Hwa.
“Ini sudah ketiga kalinya dalam 3 hari ini kau membuat ramen. Itu tidak sehat.” Ucap Shin Hye.
“Aku biasa makan ramen setiap hari.. Terkadang 1 hari sampai 2 kali makan” Ucap Yong Hwa.
“Ck. Jika lapar bilang padaku saja, aku akan memasak untukmu. Omlet tidak membutuhkan waktu masak yang lama” ucap Shin Hye. Ia lalu mengambil kertas dari dalam tasnya.
“Itu untuk apa?” Tanya Yong Hwa.
“Mulai sekarang, jika kau makan ramen kau harus menuliskannya. 3 kali makan ramen, makan kau harus berlari taman 10 putaran. Arrasseo?” Ucap Shin Hye.
“Mwo? Berat sekali..” Keluh Yong Hwa.
“Aku tidak mau tau. Ini untukmu juga” ucap Shin Hye.
Flashback End
Yong Hwa segera menghabiskan ramennya lalu mencontreng kertas tersebut. Ia kemudian memakai sepatunya, berjalan menuju taman lalu berlari 10 keliling.
“Aku sudah menurutimu Shin Hye” gumam Yong Hwa. Ia lalu duduk di ayunan yang berada di taman. Ia menatap ayunan lain yang berada disampingnya.
Flashback
“Sewaktu kecil, aku sering bermain ayunan sendiri di taman” ucap Shin Hye sembari bermain dengan ayunannya.
“Kenapa hanya sendiri?” Tanya Yong Hwa.
“Aku tidak punya teman.. Orangtuaku juga sibuk” jawab Shin Hye. Yong Hwa menatapnya iba.
“Kalau begitu mulai sekarang aku akan selalu menemanimu” janji Yong Hwa.
“Benarkah?”
“Ya.. Kau tenang saja. Aku, Jung Yong Hwa, mulai sekarang akan menemanimu kapanpun kau meminta” ucap Yong Hwa
“Kau tau? Setelah aku bertemu denganmu, kurasa aku menemukan apa makna hidup itu.. Aku bahagia” ucap Shin Hye.
“Kau juga membuat hari-hariku tidak datar. Gomawo” ucap Yong Hwa. Mereka berdua saling memandang dan tersenyum.
Flashback End
Yong Hwa menghela nafasnya lalu berjalan kembali ke kontrakannya. Ia membaringkan tubuhnya di kasur dan memeluk bantal yang masih memiliki aroma Shin Hye. Yong Hwa memejamkan matanya agar cepat tidur.
Flashback
Yong Hwa tengah berbaring menatap langit-langit, sementara Shin Hye sudah tertidur pulas di kasur. Tiba-tiba Shin Hye terjatuh dari kasur dan menindihnya. Bibir yeoja itu menempel di bibir Yong Hwa secara tidak sengaja. Yong Hwa membulatkan matanya, lalu berusaha membangunkan Shin Hye. Sayangnya, belum sempat Yong Hwa menjauhkan wajah Shin Hye, yeoja itu sudah membuka matanya dan mendapati bibir mereka bertemu. Shin Hye segera bangun dan memukuli Yong Hwa dengan bantal.
“Apa yang kau lakukan?” Pekik Shin Hye sembari terus memukul Yong Hwa.
“Bukan aku.. Kau yang jatuh dari kasur dan mendarat diatasku. Kau bermimpi apa sih sampai tidur saja tidak tenang?” Tanya Yong Hwa. Shin Hye menghentikan aktivitasnya dan menyadari memang dialah yang tidak berada di kasurnya.
“Mianhe Yong Hwa..” Shin Hye terisak menahan malu.
“Sudah, sudah, tadi kan tidak sengaja. Ayo obati bibirmu, bibirmu berdarah” ucap Yong Hwa. Shin Hye memegang bibir Yong Hwa.
“Wae?”
“Bibirmu juga berdarah” ucap Shin Hye.
“Yasudah, ayo kita saling mengobati” ajak Yong Hwa. Shin Hye mengangguk setuju lalu mengambil obat-obatan di kota obat. Ia lalu mengoleskan salep ke bibir Yong Hwa, namja itupun melakukan hal yang sama ke bibir Shin Hye.
“Mimpi buruk ya?” Tebak Yong Hwa. Shin Hye mengangguk.
“Aku tidak mau tidur lagi.” Ucap Shin Hye.
“Mana boleh seperti itu” Yong Hwa mengambil bantal lalu meletakkannya diatas pahanya dan menarik Shin Hye untuk tidur disana.
웃어봐 슬퍼하지만 말고
Useobwa seulpeohajiman malgo
(Tersenyumlah, jangan menangis)
괜찮아 눈물 흘리지 말고
Gwaenchanha nunmul heulliji malgo
(Semua akan baik-baik saja, jangan teteskan airmata)
지금 부르는 내 노래가
Jigeum bureuneun nae noraega
(Lagu yang akan kunyanyikan sekarang)
작은 위로가 되길 바래
Jageun wiroga dwaegil barae
(Ku harap bisa sedikit menghibur

Flashback End
****
Pagi harinya, Shin Hye bangun pagi-pagi sekali. Ia berencana untuk mencari Yong Hwa hari ini untuk mengatakan sesuatu. Sebelum ayahnya terbangun, dia berjalan mengendap-endap keluar rumah. Ia terkejut melihat Yong Hwa sudah berdiri bersandar pada tembok di gerbang rumahnya.
“Yong hwa..”
“Hai”
“Kenapa kau disini? Sejak kapan?” Tanya Shin Hye
“Semalaman aku tidak bisa tidur. Karena itu aku berpikir kenapa tidak kerumahmu saja. Jadi aku kemari dan sudah berdiri disini sejak matahari belum terbit” ucap Yong Hwa.
“Mwo? Selama itu? Aigoo” Shin Hye menyentuh kulit Yong Hwa dingin lalu memasangkan syal di lehernya.
“Aku tadinya ingin ketempatmu. Ingin membicarakan sesuatu” ucap Shin Hye.
“Membicarakan apa?” Tanya Yong Hwa.
“Kita cari tempat yang nyaman untuk mengobrol” Shin Hye menarik lengan Yong Hwa. Mereka berjalan mencari restoran yang buka.
“Kali ini aku yang bayar ya.. Biasanya kau yang bayar” ucap Shin Hye
“Shireo. Harus aku yang bayar” sanggah Yong Hwa.
“Yya!”
“Bukankah kau ingin berbicara sesuatu?” Tanya Yong Hwa.
“Ah ya.. Orangtuaku.. Mereka akan bercerai..” Ucap Shin Hye.
Yong Hwa menggenggam tangan Shin Hye dan menyiapkan tissue untuknya
“Yya.. Aku tidak akan menangis.. Justru lega. Bukankah ini lebih baik daripada melihat mereka terus bertengkar? Kuharap inilah jalan terbaik untuk mereka” ucap Shin Hye
“Lalu kau setelah itu bagaimana?”
“Aku tidak bisa membiarkan ibuku sedih sendirian, aku akan menemaninya berkunjung ke berbagai negara. Kami akan pergi jauh dari Korea” ucap Shin Hye. Yong Hwa terdiam shock mendengarnya.
“Sebelum aku pergi, aku harus memberitahumu karena kau adalah bagian penting untukku juga..” Lanjut Shin Hye
“Hmm, semoga hidupmu akan lebih baik..” Ucap Yong Hwa.
“Kau juga” Shin Hye memberikan senyuman terbaiknya untuk Yong Hwa.
Setelah sarapan, mereka kemudian berjalan kembali kerumah Shin Hye. Yong Hwa berpamitan pulang setelah memeluk Shin Hye lama.
*****
2 bulan kemudian
Yong Hwa POV
Shin Hye sudah pergi seperti musim dingin yang kini sudah menjadi musim semi. Tidak terasa, kami mengenal saat tahun akan berganti, menghabiskan malam tahun baru bersama. Shin Hye saat ini tengah dalam perjalanannya bersama ibunya untuk menenangkan diri.
Aku sendiri sudah beberapa kali tampil di orkestra ini. Aku mulai mencintai pekerjaan di bidang musik, bukan lagi hanya sekedar hobi. Dari musik, kini aku bisa mengirimkan uang untuk keluargaku di Busan. Aku harap ahboji berhenti menjadi nelayan disana. Aku sendiri sebenarnya bisa menyewa apartement dengan penghasilanku, tapi aku lebih memilih bertahan disini, bersama kenanganku dan Shin Hye.
Bukan berarti aku menyerah atas perasaanku untuk Shin Hye.. Aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang, Ya, saat Shin Hye kembali, aku akan mengatakannya. Aku tidak bisa mengatakannya dulu, masalah perceraian orangtuanya sudah cukup menyakiti hatinya.. Tidak mau membebani pikirannya.. Jadi kuputuskan untuk menunggu saat yang tepat.
Sementara menunggunya kembali, aku sudah menuliskan lagu-lagu untuknya. Lagu yang menyampaikan perasaanku kepadanya…
Yong Hwa POV End
“Yya.. Kau sedang menulis lagu atau melamunkan yeojamu?” Tanya Geun Suk
“Yeojaku? Nugu?”
“Tidak perlu malu-malu, aku tau perasaanmu untuk Shin Hye” ucap Geun Suk
“Tapi dia belum menjadi yeojaku hyung..”
“Soon, she will be” Geun Suk menepuk bahu Yong Hwa.
“Ya, mudah-mudahan saja begitu” ucap Yong Hwa tersenyum.
*****
Beijing
Shin Hye termenung menatap keluar jendela kamar hotelnya. Eomma yang melihatnya menghampirinya.
“Merindukan seseorang?” Tanya eomma.
“Aniyo..”
“Bohong.. Kau merindukan namja tampan yang tinggal bersamamu itu kan..” Selidik eomma.
“Iya sih” jawab Shin Hye malu.
“Pulanglah ke Korea, jangan sampai kehilangan kebahagiaanmu. Eomma tau, kau sangat menyukainya” ucap eomma.
“Tidak perlu, aku akan menemani eomma” ucap Shin Hye
“Eomma tidak apa-apa jika sendiri. Lagipula kau harus melanjutkan kuliahmu. Mau sampai kapan kau berkeliling negara seperti ini? Pulanglah” pinta eomma.
“Aku akan pulang jika eomma juga pulang” ucap Shin Hye.
“Eomma akan segera pulang setelah eomma puas. Eomma berjanji”
“Tapi..”
“Jangan sampai kehilangan kebahagiaanmu. Pulanglah, kau boleh tinggal di apartement eomma atau bersama appa mu” ucap eomma.
“Tidak mau, aku tidak mau bersama ibu tiri” Shin Hye mengerucutkan bibirnya. Eomma mengusap kepala anaknya.
“Mianhe.. Kami gagal menjadi orangtua yang baik untukmu”
Shin Hye memeluk ibunya erat..
“Aku merasa jalan ini lebih baik.. Setidaknya, aku sudah menjadi dekat denganmu.. Aku akhirnya menemukan ibuku” ucap Shin Hye senang.
“Eomma sangat menyayangimu..”
*****
Seoul
Yong Hwa tiba di kontrakannya setelah seharian mengerjakan skripsinya di kampus dan berlatih untuk konser orchestra bulan depan. Ketika akan membuka pintu, ia terkejut karena pintunya sudah tidak terkunci. Ia segera memasuki kontrakannya karena khawatir ada pencuri masuk.
Tetapi yang ia lihat justru rumahnya yang rapi. Tidak seperti kemasukan pencuri. Seseorang sudah merapikan rumahnya. Ia mengucek-ucek kedua matanya melihat sosok wanita yang sedang menata makanan di meja makan.
“Kau sudah pulang, ayo kita makan malam” ajan Shin Hye. Yong Hwa masih mematung di posisinya. Shin Hye menghampirinya dan mengajaknya duduk.
“Lihat, aku masak makanan enak untukmu. Kau pasti lelah kan.. Atau kau mau mandi dahulu? Aku akan menyiapkan air hangat untukmu seperti biasanya” Shin Hye berdiri dan berjalan menuju kamar mandi. Yong Hwa menarik lengannya dan memeluknya.
“Ku kira kau tidak akan pulang secepat ini” ucap Yong Hwa.
“Aku kira juga begitu..”
“Lalu?”
“Aku terlalu merindukan seseorang di Seoul, makanya aku pulang” jawab Shin Hye
“Nugu?”
“Pimil” Shin Hye menjulurkan lidahnya. Yong Hwa tersenyum gemas melihatnya.
“Bagaimana perjalananmu ke berbagai negara?” Tanya Yong Hwa.
“Seru.. Kami mengunjungi banyak tempat.. Ada tembok China, Taj Mahal, Menara Petronas, Pulau Lombok.. Aku juga pergi melihat Piramida. Semua kujelajahi dalam waktu 2 bulan saja, benar-benar seperti orang yang tidak ada beban pikiran” ucap Shin Hye
“Aku senang jika kau bahagia dan bisa dekat dengan ibumu..” Ucap Yong Hwa.
“Ne.. Tapi lebih menyenangkan jika berada dirumahmu” ucap Shin Hye
“Hmm?”
“Aniyo.. Ya, aku senang, meskipun aku belum dekat dengan appa dan ibu tiriku” ucap Shin Hye.
“Kau harus mendekat pelan-pelan.. Jangan sampai ikatan ayah-anak terputus. Ibumu mungkin adalah mantan istri ayahmu, tapi di dunia ini tidak ada mantan ayah kan..” Ucap Yong Hwa.
“Arrasseo.. Aku akan mencobanya sedikit demi sedikit” ucap Shin Hye
“Pintar” Yong Hwa mengacak rambut Shin Hye.
“Lalu bagaimana denganmu? Kelihatannya kau semakin sibuk berlatih. Kau lebih kurus” ucap Shin Hye.
“Ini karena aku juga tengah menyelesaikan skripsiku. Aku juga menulis beberapa lagu” ucap Yong Hwa.
“Jeongmal? Bolehkah aku mendengarnya?” Pinta Shin Hye
“Bagaimana ya…”
“Jebal…”
“Baiklah, jika kau mengunjungi ayahmu besok untuk langkah awal memperbaiki hubunganmu dengannya, maka kau boleh mendengarnya” ucap Yong Hwa
“Baiklah… Tapi kau ikut ya..” Pinta Shin Hye. Yong Hwa mengangguk setuju.
*****
“Anakmu akhirnya datang juga. Akhirnya ingat juga kalau masih memiliki ayah” ucap ibu tiri Shin Hye ketus. Yong Hwa menatap Shin Hye, mengisyaratkannya untuk tetap tenang.
“Appa..” Shin Hye berjalan kearah ayahnya dan memeluknya.
“Bagaimana liburanmu?” Tanya ayahnya.
“Kami sangat menikmatinya” jawab Shin Hye. Ayahnya kemudian melihat Yong Hwa.
“Yong Hwa mengajakku kemari supaya hubungan kita kembali baik” ucap Shin Hye. Ayahnya berjalan menghampiri Yong Hwa.
“Mianhe untuk kejadian waktu itu” ucap appa.
“Gwenchana.. Aku juga yang salah karena tidak bisa membujuk putri anda untuk pulang” ucap Yong Hwa.
“Appa.. Mulai sekarang aku akan tinggal di apartement eomma.. Kuharap appa mengerti kenapa aku lebih memilih tinggal bersama eomma.. Tapi aku juga akan rajin mengunjungimu” ucap Shin Hye.
“Aku mengerti.. Eomma mu memang sangat membutuhkan orang disisinya.. Appa yang tidak bisa menjadi orang tersebut.. Kami sudah berbeda pemikiran, kuharap kau mengerti” ucap appa.
“Gwenchana.. Cukup appa berikan adik saja untuk putri semata wayangmu ini.. Soal eomma, di sisa hidupnya biar aku saja yang menjaganya” ucap Shin Hye. Ayahnya memeluk putrinya erat..
“Ahjumma.. Appa ku,, aku sangat mempercayakannya padamu, kau lebih bisa menjaga appa daripada kami” ucap Shin Hye pada ibu tirinya. Wanita itu hanya terdiam enggan menanggapi.
“Sebenarnya dia baik.. Dia begitu hanya untuk menutupi rasa bersalahnya karena merasa telah merebut appa dari kalian” bisik appa. Shin Hye tersenyum lalu memeluk ibu tirinya dan berpamitan pulang.
**
“Aku tidak menyangka kau benar-benar bisa berhati besar seperti itu. Aku bangga padamu” ucap Yong Hwa.
“Aku belajar untuk menikmati hidup dengan positif seperti apa yang seseorang lakukan saat aku masih tinggal dengannya disebuah rumah kontrakan” ucap Shin Hye. Yong Hwa tersenyum mendengarnya.
“Benarkah? Siapa orang itu? Bolehkah aku mengenalnya?” Tanya Yong Hwa.
“Dia seorang pianis berbakat..”
“Jeongmal? Bawa aku kesana sekarang. Aku ingin menemuinya” pinta Yong Hwa. Shin Hye menghentikan langkahnya.
“Dia ada dibelakangmu sekarang” ucap Shin Hye. Yong Hwa berbalik dan melihat bayangannya sendiri di kaca. Ia tertawa pelan.
“Kau semakin pintar sekarang” puji Yong Hwa.
“Bukan waktunya membahas itu. Bukankah kau akan mendengarkan lagu buatanmu kepadaku?” Ucap Shin Hye.
“Arrasseo arrasseo.. Besok, datang ke tempat kami berlatih ya..” Ucap Yong Hwa.
“Menunggu lagi?” Shin Hye mengerucutkan bibirnya. Yong Hwa tersenyum kecil melihatnya.
*****
“Hyung.. Semuanya sudah siap?” Tanya Yong Hwa.
“Ne.. Serahkan pada kami. Kau diam di tempatmu saja” ucap Geun Suk. Yong Hwa mengangguk lalu berjalan keatas panggung teater.
Geun Suk segera keluar menunggu Shin Hye. Ketika melihat yeoja itu berjalan masuk kedalam gedung, ia segera menghampirinya.
“Hai, mencari Yong Hwa?” Sapa Geun Suk
“Dia menyuruhku kemari.. Kau melihatnya?” Tanya Shin Hye.
“Masuk saja kesana” Geun Suk menunjuk pintu menuju ruangan pertunjukkan.
“Ah ne. Gomawo oppa” Shin Hye berjalan masuk kedalam ruangan. Ia terkejut karena ruangan tersebut gelap gulita.
“Yong Hwa..?”
Tiba-tiba 2 lampu sorot menyortnya dan seseorang yang sedang berada dipanggung dengan gitarnya. Shin Hye berjalan mendekati panggung dengan lampu sorot yang terus mengikutinya. Sementara pria yang berada dipanggung mulai memainkan gitarnya.
“Yong Hwa?” Gumam Shin Hye
“Shin Hye-ya.. Akhirnya aku menyelesaikan lagu ini untukmu” ucap Yong Hwa. Ia kemudian mulai bernyanyi.
웃어봐 슬퍼하지만 말고
(Useobwa seulpeohajiman malgo)
Tersenyumlah, jangan menangis
괜찮아 눈물 흘리지 말고
(Gwaenchanha nunmul heulliji malgo)
Semua akan baik-baik saja, jangan teteskan airmata
지금 부르는 내 노래가
(Jigeum bureuneun nae noraega)
Lagu yang akan kunyanyikan sekarang
작은 위로가 되길 바래
(Jageun wiroga dwaegil barae)
Ku harap bisa sedikit menghibur
웃어봐 아파하지만 말고
(Useobwa apahajiman malgo)
Tersenyumlah, jangan sampai terluka
괜찮아 세상이 널 힘들게 해도
(Gwaenchanha sesangi neol himdeulge haedo)
Semua akan baik-baik saja, walaupun dunia
membuatmu sulit
이 시간이 다 지나가면
(I sigani da jinagamyeon)
Saat ini akan berlalu
모두 다 널 이해할거야
(Modu da neol ihaehalgeoya)
Semua akan memahamimu
*웃어봐 네 곁에 있잖아
(Useobwa ne gyeote itjanha)
Tersenyumlah, aku berada disisimu
사랑해 내 맘이 들리니
(Saranghae nae mami deullini)
Aku mencintaimu, Kau dengar hatiku?
누가 뭐래도 널 믿고 있는
(Nuga mworaedo neol midgo itneun)
Tak peduli siapapun, aku mempercayaimu
내가 함께 있잖아
(Naega hamkke itjanha)
Aku bersamamu
*웃어봐 네 곁에 있잖아
(Useobwa ne gyeote itjanha)
Tersenyumlah, aku berada disisimu
사랑해 내 맘이 들리니
(Saranghae nae mami deullini)
Aku mencintaimu, Kau dengar hatiku?
누가 뭐래도 널 믿고 있는
(Nuga mworaedo neol midgo itneun)
Tak peduli siapapun, aku mempercayaimu
내가 함께 있잖아
(Naega hamkke itjanha)
Aku bersamamu
웃어봐 내 눈을 바라봐
(Useobwa nae nuneul barabwa)
Tersenyumlah, lihatlah mataku
사랑해 널 사랑한 맘은
(Saranghae neol saranghan mameun)
Aku mencintaimu, Aku selalu mencintai hatiku
변하지 않아 내 어깨 기대
(Byeonhaji anha nae eoggae gidae)
Ini tak akan berubah
잠시만 쉬면 
(Jamshiman swimyeon dwae)
Kau bisa istirahat di bahuku
웃어봐
(Useobwa)
Tersenyumlah
널 믿고 있는 내가 있잖아
(Neol midgo itneun naega itjanha)
Aku percaya padamu, aku disini

~Comfort Song~
Shin Hye mengerutkan keningnya. Yong Hwa berdiri menatap Shin Hye.
“Dulu aku hanya spontan bernyanyi seperti itu.. Setelah kau pergi, aku berpikir untuk menyelesaikan lagu itu menjadi benar-benar sebuah lagu yang menggambarkan perasaanku padamu.. Menggambarkan akan menjadi seperti apa aku untukmu.. Dan aku akan terus berada disisimu” ucap Yong Hwa. Lampu-lampu kecil yang berwarna-warni tiba-tiba menyala diruangan, mempercantik ruangan tersebut.
“Yong Hwa…”
“Aku sebenarnya ingin mengatakan ini sejak aku menunggumu semalaman didepan rumahmu.. Saranghe” ucap Yong Hwa. Shin Hye menangis kencang.
“W-wae? Wae? Kenapa kau menangis?” Tanya Yong Hwa khawatir.
“Comfort Song macam apa yang justru membuat orang menangis! Cepat kau turuk kemari.” Ucap Shin Hye. Yong Hwa menuruti Shin Hye dan mendekati yeoja tersebut. Shin Hye langsung memeluknya erat. Tiba-tiba ruangan pun menjadi gelap.
“Yya.. Gelap..” Ucap Shin Hye takut.
“Hyung?? Eoddi?” Tanya Yong Hwa. Geun Suk segera menyalakan senter.
“Mianhe.. Tiba-tiba saja listrik di gedung ini mati. Mungkin karena kau bermain musik dalam kegelapan. Jadi penunggunya datang” ucap Geun Suk.
“Kyyaaa!” Shin Hye mendorong Yong Hwa sampai terjatuh dan berlari terbirit-birit keluar gedung. Yong Hwa segera bangkit dan mengejarnya.
Mereka berjalan bersama menuju apartement eomma Shin Hye.
“Yya.. Jangan diam saja.. Aku kan disini mengantarmu pulang” ucap Yong Hwa.
“Kau nappeun”
“Wae? Karena mitos gedung itu?”
“Bagaimana jika saat aku tidur, tiba-tiba ada yang datang, bermain musik dikamarku.. Dan saat aku membuka mata…” Ucapan Shin Hye terhenti ketika bibir Yong Hwa menyentuh bibirnya. Shin Hye memejamkan matanya, lengannya memegang baju Yong Hwa. Beberapa saat kemudian, Yong Hwa melepaskan ciuman mereka.
“Apa yang kau lihat saat kau membuka mata?” Tanya Yong Hwa. Shin Hye membuka matanya.
“Kau..” Ucap Shin Hye tanpa berkedip.
“Jadi aku siapamu sekarang?” Tanya Yong Hwa. Shin Hye tersenyum cerah.
“Ne Chagiya..” Shin Hye merangkul lengan Yong Hwa manja.
End Of Story
This story from http://dooliersindonesia.wordpress.com/2013/05/23/yeoja-in-my-house-oneshoot/#more-428 Thanks udah buat cerita yang sangat daebak ini^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar